Hoaks Corona Ganggu Kinerja Tenaga Kesehatan dan Media Massa

WhatsApp Image 2021 08 20 at 22.22.30
Talkshow Live My Ilkom secara online yang diselenggarakan Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Bandung, Jumat (20/8/2021), (Foto: Humas UIN Bandung).

ZONALITERASI.ID – Informasi yang bermuatan hoaks terkait Covid-19 (corona) terutama berkaitan dengan vaksin bagi masyarakat, bukan hanya sangat mengganggu tenaga kesahatan dalam melaksanakan tugasnya, juga mengganggu kinerja media massa sebagai pemberi informasi.

Ungkapan tersebut mengemuka dalam Talkshow Live My Ilkom secara online yang diselenggarakan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung, Jumat (20/8/2021).

Talkshow live My Ilkom yang di-manage oleh Korp Protokol Mahasiswa Jurusan (KPMJ) Ilmu Komunikasi FDK-UIN SGD Bandung ini dipandu oleh Ketua Bidang Organisasi KPMJ-4, Anjas Asmara dengan menampilkan dua narasumber. Kedua narasumber tersebut yaitu Pemimpin Redaksi Ayobandung.com, Adi Ginanjar Maulana dan Relawan Vaksin dari Unpad, dr. Ade Firman Kurniawan.

Menurut Pemimpin Redaksi Ayobandung.com, Adi Ginanjar Maulana, sampai sejauh ini media massa di Indonesia menyatakan perang terhadap hoaks berkaitan dengan informasi tentang Covid-19 ini, terutama informasi vaksin bagi masyarakat. Sebab, selain merugikan banyak orang juga sangat mengganggu terhadap kinerja media massa.

“Sampai sejauh ini hoaks mengenai corona sering terlihat di media sosial. Saat ini yang menjadi lawan atau pesaing bukan lagi sesama media massa, namun musuh abadi media massa saat ini adalah media sosial yang kerap membuat informasi hoaks,” ujar Adi.

Adi mengakui, secara teknis di lapangan, pihaknya selalu meminta para wartawannya untuk tetap melakukan chek and rechek terhadap semua informasi. Bahkan, saat ini sudah ada kejemuan mengiformasikan aspek negatif dari Covid-19 ini.
Oleh karena itu pihaknya menugaskan wartawannya untuk meliput pemberitaan yang menjadi motivasi positif terhadap masyarakat untuk sama-sama melawan Covid-19.

“Sebetulnya saat ini sangat mudah menentukan informasi hoaks atau bukan. Sekarang ini sudah ada beberapa aplikasi yang bisa menentukan informasi tersebut hoaks atau bukan,” kata Adi.

Sementara Relawan Vaksin Covid-19 dari Unpad, dr. Ade Firman Kurniawan, mengatakan, informasi hoaks berkaitan dengan Covid-19 sangat mengganggu kinerja tim Kesehatan untuk menjalankan tugasnya di lapangan.

Banyak masyarakat, lanjutnya, yang belum tahu secara mendalam mengenai corona dan manfaat vaksin tidak mau divaksin gara-gara mendengar informasi hoak tersebut.

“Vaksin adalah salah satu cara untuk mengendalikan Covid-19 sehingga diharapkan tidak menyebar ke mana-mana. Namun karena ada informasi hoaks, sehingga aspek kegunaan dan manfaat dari vaksin covid tersebut bagi tubuh manusia tidak tersampaikan,” terangnya.

“Masyarakat yang terkena informasi hoaks dan belum faham soal kegunaan dan manfaat vaksin akhirnya mempunyai idiologi tersendiri sehingga ketika diberikan pemahaman mengenai manfaat vaksin sulit untuk diterima,” sambung Ade.

Menurut Ade, untuk menanggulangi informasi soal hoaks corona, termasuk masalah vaksin, tidak bisa hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan saja.

“Semua pihak termasuk wartawan, media massa, dan semua stakeholder dari yang terendah sampai tertinggi harus sama-sama memerangi hoaks tersebut,” imbuhnya. (des)***