Ilmuwan Paling Berpengaruh Dunia Ini Dikukuhkan Jadi Guru Besar Telkom University

WhatsApp Image 2021 12 10 at 17.28.31
Prof. Dr. Suyanto, S.T., M.Sc., dikukuhkan menjadi guru besar bidang Kecerdasan Buatan Telkom University, pada Sidang Senat Pengukuhan Guru Besar, di Gedung Damar Telkom University, Jumat (10/12/2021), (Foto: Telkom University)

ZONALITERASI.ID – Prof. Dr. Suyanto, S.T., M.Sc. dikukuhkan menjadi guru besar bidang Kecerdasan Buatan Telkom University, pada sidang senat pengukuhan Guru Besar di Gedung Damar Telkom University, Jumat (10/12).

Prof. Suyanto diamanahi oleh Mendikbudrisek sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kecerdasan Buatan Fakultas Informatika Telkom University, berdasarkan surat keputusan NOMOR 79979/MPK.A/KP.05.01/2021 tentang kenaikan jabatan akademik dosen.

Dalam siaran pers dari Telkom University disebutkan, alumni Teknik Informatika 1993 Telkom University (d/h STT Telkom) ini telah menjadi dosen tetap Telkom University sejak tahun 2000. Ia merupakan dosen yang aktif melakukan pengajaran dan penelitian di bidang Artificial Intelligence, Machine Learning, Swarm Intelligence, dan Evolutionary Computation.

“Prof. Suyanto aktif mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal maupun konferensi. Hingga saat ini sudah menghasilkan 94 publikasi ilmiah internasional yang terindeks Scopus dan Scimago. Sebanyak 21 karya dalam bentuk jurnal internasional bereputasi dan 73 lainnya dalam prosiding internasional dan book chapter,” sebutnya.

Berdasarkan hasil publikasinya tersebut, Prof. Suyanto memiliki h-index Scopus 14, yang membuat namanya masuk dalam ‘Daftar 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh’ yang diterbitkan oleh Stanford University dan Elsevier BV, bulan Oktober 2021.

Selain itu, ia telah mendaftarkan 8 paten, mendapatkan 22 hak cipta, dan menerbitkan 10 buku ajar yang semuanya berkaitan dengan bidang Artificial Intelligence.

Menyikapi pengukuhan dirinya sebagai guru besar, Prof. Suyanto, menuturkan, guru besar ini bukanlah titik finish. Melainkan titik start untuk berlari lebih cepat serta titik awal untuk berkarya lebih banyak.

“Bagi saya guru besar merupakan titik awal untuk hilirisasi hasil-hasil penelitian secara lebih kencang. Titik awal dalam memberikan manfaat yang lebih besar untuk masyarakat. Untuk bangsa Indonesia. Untuk dunia,” ujarnya.

Komodo Mlipir Algorithm

Saat pengukuhan guru besar, Prof. Suyanto menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Komodo Mlipir Algorithm”.

Menurutnya, Komodo Mlipir Algorithm (KMA) merupakan sebuah algoritma baru, yang merupakan hasil riset dirinya bersama dengan tim di Kelompok Keahlian Intelligence System, Fakultas Informatika. Algoritma ini termasuk ke dalam kelompok metode optimasi metaheuristik, yang dikenal sebagai Swarm Intelligence (SI).

“Metode KMA ini telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (https://www.dgip.go.id) pada tanggal 08 Maret 2021,” jelasnya.

Ia menjelaskan, berbagai algoritma optimasi metaheuristik yang ada saat ini umumnya hanya mampu menyelesaikan masalah berdimensi rendah (puluhan hingga ratusan).

Walaupun ada sejumlah algoritma yang sanggup menyelesaikan masalah berdimensi ribuan, biasanya memiliki kompleksitas komputasi yang tinggi sehingga memerlukan sumber daya komputer yang besar dan waktu yang lama.

“KMA ini dibangun untuk mengatasi kekurangan tersebut. KMA dirancang mampu memberikan jaminan yang tinggi dalam menemukan optimum global serta dapat diskalakan untuk ribuan (bahkan jutaan) dimensi (atau variabel),” ungkapnya.

“Metode KMA yang kami kembangkan ini terinspirasi dari perilaku Komodo yang merupakan hewan langka asli provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Dan Gerakan Mlipir istilah dalam Bahasa Jawa, yang dapat diartikan: berjalan di pinggir untuk menghindari bahaya sehingga selamat mencapai tujuan,” sambungnya.

Secara empiris, lanjut Prof. Suyanto, KMA terbukti scalable, stable, dan low computation pada sebagian besar fungsi acuan. Rencana pengembangan selanjutnya, KMA akan diuji secara lebih komprehensif menggunakan benchmark functions yang lebih kompleks dan permasalahan riil di dunia nyata.

Selain itu ada 2 poin penting lagi yang perlu diperhatikan.

Sebagai algoritma SI baru yang berkinerja tinggi, KMA berpotensi besar untuk diterapkan pada berbagai bidang karena semua permasalahan komputasi di dunia nyata adalah optimasi.

KMA juga memiliki potensi besar dalam mendukung pengembangan AutoML dan XAI untuk mewujudkan teknologi 4G AI, yang ditandai dengan adanya teknologi AXAI yang akurat, cepat, dan murah.

“Poin konklusi selanjutnya adalah semua bidang ilmu adalah saling berkaitan. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari bidang-bidang lain sesuai minat supaya dapat mengembangkan sistem yang lebih luas. Oleh karena teknologi Artificial Narrow Intelligence sudah mulai menyamai kemampuan manusia secara khusus dalam bidang tertentu,” ungkapnya. ***