ZONALITERASI.ID – Mengenyam pendidikan semaksimal mungkin adalah hak setiap orang, tak terkecuali anak-anak dengan Down Syndrome.
Waktu yang tepat untuk anak dengan Down Syndrome bisa masuk sekolah, bergantung kesiapan anak masing-masing.
Ahli Curriculum Implementation, Monitoring & Evaluation di Sekolah Cikal, Vitriani Sumarlis, SPsi, Msi, Psikolog, mengungkapkan, Down Syndrome sudah bisa diketahui sejak dalam kandungan melalui pemeriksaan awal sedini mungkin.
“Untuk pendidikan, menurut saya bergantung kesiapan anaknya. Karena dalam kondisi Down Syndrome ada kondisi fisik yang juga disandang dan dialami, misalnya kelainan atau gangguan jantung,” ujar Vitriani, dilansir dari detikEdu, Minggu, 7 September 2025.
“Nah, kondisi fisik inilah yang masih perlu dikelola di usia awal, atau motoriknya,” sambungnya.
Vitriani mengatakan, ketika orang tua sudah mengetahui kondisi fisik anak dari pemeriksaan awal, maka disesuaikan lagi dengan prioritas yang telah disepakati, contohnya terapi lebih dulu sebelum sekolah.
Mempersiapkan Anak Down Syndrome untuk Sekolah
Vitriani menuturkan, perlunya intervensi yang dilakukan oleh orang tua sejak awal. Ini akan membantu kesiapan anak dengan Down Syndrome untuk sekolah.
Maksudnya, orang tua perlu mendukung secara bertahap terapi anak dengan Down Syndrome, bergantung kebutuhan dan situasi mereka.
Vitriani menekankan anak-anak ini secara fisik harus dalam keadaan sehat agar bisa menunjang daya tahannya saat sekolah.
“Sekolah bagi penyandang disabilitas perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti kematangan sensor motoriknya, kognitif, dan juga sosial emosional. Stimulasi dan intervensi dini akan sangat membantu,” ungkapnya.
Apa Itu Down Syndrome?
Dilansir dari Halodoc, Down Syndrome adalah kondisi yang menyebabkan anak dilahirkan dengan kromosom yang berlebih atau kromosom ke-21.
Gangguan ini disebut juga dengan trisomi 21 dan dapat menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan mental, bahkan kecacatan.
Gangguan ini adalah kelainan kromosom genetik yang paling umum terjadi. Selain itu, kelainan ini juga dapat menyebabkan masalah terkait kesehatan, seperti gangguan jantung dan pencernaan.
Tidak sedikit anak dengan gangguan ini mengalami kecacatan seumur hidup dan bahkan harapan hidupnya lebih pendek.
Dengan adanya kemajuan medis dan pemahaman yang lebih baik tentang Down Syndrome, peningkatan kualitas hidup anak menjadi lebih baik.
Intervensi dini yang dilakukan juga dapat membantu pengidapnya untuk menjalani kehidupan yang memuaskan.
Peran keluarga sangat penting untuk membantu kehidupan pengidap Down Syndrome.
Penyebab Down Syndrome
Sel pada tubuh manusia umumnya terdiri atas 23 pasang kromosom. Satu kromosom pada setiap pasangan berasal dari sang ayah dan lainnya dari sang ibu.
Pada pengidap Down Syndrome, pembelahan sel abnormal pada kromosom ke-21 terjadi. Ketidaknormalan pembelahan sel ini menghasilkan jumlah kromosom yang berlebih.
Faktanya, materi genetik ekstra ini bertanggung jawab terkait ciri khas dan masalah perkembangan Down Syndrome.
Pada umumnya, anak dengan Down Syndrome mempunyai tingkat kemampuan belajar yang kurang dan menghambat pertumbuhan yang menyebabkan perbedaan satu dengan yang lain.
Jenis-jenis Down Syndrome
Ada tiga tipe Down Syndrome yang dapat diketahui, yaitu:
1. Translocation. Tipe ini terjadi sekitar 4 pengidap Down Syndrome. Translocation merupakan tipe yang jarang terjadi yang mungkin diturunkan dari orang tua pada anak-anak.
2. Mosaicism. Tipe yang paling jarang terjadi ini mempunyai kondisi yang lebih ringan dengan mengalami hambatan pertumbuhan yang sedikit.
3. Trisomy 21. Tipe Down Syndrome trisomy 21 ini paling sering terjadi dan dialami lebih dari 90 persen orang pengidap Down Syndrome.
Faktor Risiko Down Syndrome
Beberapa faktor di bawah ini dipercaya bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan Down Syndrome seperti:
– Mempunyai adik atau kakak dengan Down Syndrome.
– Wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun.
– Jika mempunyai bayi dengan Down Syndrome.
– Usia ibu saat mengandung merupakan faktor yang bisa meningkatkan risiko mempunyai bayi dengan Down Syndrome.
– Wanita yang mempunyai anak dengan Down Syndrome bisa berisiko melahirkan bayi dengan kondisi tersebut pada kehamilan berikutnya.
– Faktor Down Syndrome lainnya adalah faktor keturunan.
Tanda dan Gejala Down Syndrome
Gejala Down Syndrome pada anak kecil mempunyai beberapa ciri fisik yang serupa karena adanya faktor keturunan dari orang tua dan keluarga.
Ada beberapa ciri fisik yang berperan dalam penampilan pengidap Down Syndrome seperti:
– Telapak tangan yang hanya memiliki satu lipatan.
– Mata miring ke atas dan ke luar.
– Berat dan panjang saat lahir di bawah berat pada umumnya.
– Mulut kecil.
– Bagian hidung kecil dan tulang hidung rata.
– Tangan lebar dengan ukuran jari yang pendek.
– Bertubuh pendek.
– Mempunyai kepala kecil.
– Lidah menonjol keluar.
– Terdapat jarak yang luas antara jari kaki pertama dan kedua.
(des)***





