ZONALITERASI.ID – Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kemenag, Muhammad Zain, mengatakan, kebijakan Kemendikbudristek menggagas Kurikulum Prototipe harus direspons dengan baik oleh seluruh madrasah.
“Kurikulum ini diharapkan dapat menjadikan guru sebagai pendidik yang profesional,” kata Zain, dikutip dari laman Kemenag, Rabu, 2 Februari 2022.
Menurut Zain, penerapan Kurikulum Prototipe diharapkan menjadi pendorong kemampuan siswa dalam perkembangan karakter serta kompetensi dasar.
Ia menyebutkan, terdapat tiga ciri Kurikulum Prototipe.
Pertama, pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skill dan karakter (iman,takwa,akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas).
Kedua, fokus pada materi esensial sehingga memenuhi kecukupan waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar.
Ketiga, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Enam Tahapan
Selanjutnya Zain mengungkapkan, ada enam tahapan penerapan Kurikulum Prototipe di madrasah.
Pertama, harus sesuai konteks dan karakteristik madrasah.
Kedua, dapat diterapkan secara terbatas pada setiap tingkat RA, MI, MTs, dan MA di setiap wilayah.
Ketiga, harus disiapkan regulasi yang longgar sebagai penguatan KMA 184 tahun 2019.
Keempat, adanya pemberdayaan Jabatan Fungsional Pengembangan Teknologi Pembelajaran (PTP) dan disediakan pengawas untuk mengawal penjaminan mutu implementasi kurikulum prototipe di madrasah.
Kelima, perlu dilakukan penyesuaian kebijakan Direktorat GTK secara terbatas saat pelaksanaan Kurikulum Prototipe terkait implementasi simpatika dan perangkat administrasi lainnya
Keenam, penguatan pelaksanaan supervisi pembelajaran sesuai KMA 634 Tahun 2021. (haf)***