Ini Tips Hindari Stres Saat Isoman dari Psikiater UGM

60c87e8f48bc4
(Ilustrasi: Kompas.com)

ZONALITERASI.ID – Psikiater dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.Kj., memberikan tips meredakan kecemasan maupun stres ketika menjalani isolasi mandiri (isoman).

Ketua Prodi Pendidikan Spesialis Ilmu Kejiwaan FKKMK UGM ini menuturkan, secara umum, permasalahan yang kerap terjadi saat isoman adalah ketakutan menghadapi penyakit itu sendiri, ketakutan saat isoman, serta kebosanan serta frustrasi.

“Isoman merupakan sebuah kondisi yang menimbulkan gap baik secara fisik, emosi, maupun finansial. Gap tersebut berpotensi memunculkan sejumlah persoalan. Persoalan ini yang kita hadapi bersama saat ini,” katanya dilansir dari laman ugm.ac.id, Sabtu (10/7/2021).

Menurut Ronny, salah satu cara menghadapi stres agar mental tetap sehat selama isoman yaitu dengan membatasi menonton, membaca, atau mendengar berita maupun cerita baru terkait covid termasuk melalui media sosial.

“Pembatasan bisa berupa waktu, jumlah, topik atau sumbernya. Atur waktu dalam pembatasan ini,” terangnya.

Cara lain adalah dengan melakukan perawatan tubuh secara optimal mulai dari kebersihan hingga aktivitas fisik.
Beberapa tambahan aktivitas fisik yang dapat dilakukan seperti melakukan latihan bernapas dalam, peregangan, atau meditasi yang terarah. Pola makan juga harus dijaga seimbang, olahraga ringan dan hindari konsumsi alkohol dan rokok.

“Tidak kalah penting tetap terhubung dengan orang lain baik keluarga, kerabat, maupun teman. Selalu berkomunikasi untuk membagi kondisi dan perasaan saat ini. Komunikasi dapat dilakukan melalui sosial media, daring maupun via telepon,” terangnya.

Ia mengungkapkan, seseorang perlu segera mendapatkan pendampingan profesional, baik konselor, psikolog dan atau psikiater jika tetap mengalami kesulitan meskipun telah melakukan tips-tips tersebut.

Kesulitan yang dimaksud adalah masih saja ada perasaan marah, ketakutan, kesedihan, frustrasi, perubahan nafsu makan, energi berkurang, minat dan keinginan berkurang, kesulitan tidur. Bahkan, perlu diwaspadai jika sampai terganggu tidurnya atau muncul beberapa keluhan fisik seperti nyeri kepala, nyeri ulu hati, serta nyeri di sejumlah bagian tubuh atau kulit.

“Kalau masih ada keluhan seperti itu sebaiknya segera minta pendampingan profesional, baik konselor, psikolog dan atau psikiater,” paparnya.

Dukungan Sosial

Lanjut Ronny, dukungan sosial juga menjadi hal yang sangat diperlukan dalam kondisi pandemi Covid-19 termasuk bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri/isoman. Adanya dukungan dari keluarga terdekat maupun masyarakat diharapkan dapat mengurai masalah atau stresor saat isoman.
“Perlu ada dukungan sosial/masyarakat dan ini perlu ditingkatkan saat ini. Dukungan sosial diperlukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar saat menjalani isoman,” tuturnya.

Kata Ronny, tidak hanya dukungan sosial, masyarakat diharapkan juga tidak memberi pelabelan atau stigmatisasi terhadap pasien Covid-19. Sebab, adanya stigma menjadikan pasien Covid-19 memiliki kekhawatiran yang lebih tinggi dibandingkan saat sebelum terinfeksi Covid-19.

“Bagi yang menjalani isoman untuk tidak ragu melakukan konsultasi dengan dokter/petugas kesehatan terkait covidnya. Dengan begitu, jika ada perubahan derajat gejala bisa segera terdeteksi/tertangani,” pungkasnya. (haf)***

Respon (181)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *