ZONALITERASI.ID – Hongkong menempati peringkat pertama di antara 20 negara dengan skor intelligence quotient (IQ) penduduk tertinggi di dunia. Dalam data yang dirilis laman WorldData.info itu, penduduk Hong Kong memiliki IQ rata-rata 106 poin
Dalam daftar ini, Indonesia tidak masuk dalam posisi 20 besar dan hanya menempati peringkat ke-76 dengan rata-rata 80 poin. Lalu, Amerika Serikat juga tidak masuk dalam daftar 20 besar. Negara yang mengklaim sebagai negara adidaya ini menduduki peringkat ke-29 dengan IQ rata-rata 97 poin. Sementara posisi terakhir diduduki Nepal dengan hanya 51 poin.
20 Negara dengan IQ Paling Tinggi di Dunia
Dinilai memiliki kecerdasan cukup baik, inilah 20 negara dengan IQ paling tinggi di dunia yang datanya didapat melalui hasil berbagai studi internasional, dikutip dari laman WorldData.info.
1. Hongkong dengan IQ rata-rata 106
2. Jepang dengan IQ rata-rata 106
3. Singapura dengan IQ rata-rata 106
4. Taiwan dengan IQ rata-rata 106
5. China dengan IQ rata-rata 104
6. Korea Selatan dengan IQ rata-rata 103
7. Belanda dengan IQ rata-rata 101
8. Finlandia dengan IQ rata-rata 101
9. Kanada dengan IQ rata-rata 100
10. Korea Utara dengan IQ rata-rata 100
11. Luksemburg dengan IQ rata-rata 100
12. Makau dengan IQ rata-rata 100
13. Jerman dengan IQ rata-rata 100
14. Swiss dengan IQ rata-rata 100
15. Estonia dengan IQ rata-rata 100
16. Australia dengan IQ rata-rata 99
17. Inggris dengan IQ rata-rata 99
18. Greenland dengan IQ rata-rata 99
19. Islandia dengan IQ rata-rata 99
20. Austria dengan IQ rata-rata 99
Pembelajaran dan Pengalaman Hidup
Diketahui, Intelligence Quotient atau yang biasa kita sebut dengan IQ merupakan suatu indikator untuk mengukur kecerdasan seseorang. Kecerdasan yang dimaksud, yaitu kecerdasan yang terbentuk atas proses pembelajaran dan pengalaman hidup.
IQ menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir, mengingat, memahami, mengevaluasi, mengolah, menguasai lingkungan, dan bertindak secara terarah. Biasanya, IQ memiliki kaitan yang erat dengan intelektual, logika, kemampuan menganalisis, pemecahan masalah matematis, dan strategis.
Selain itu, IQ juga memiliki keterkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, merespons atau menanggapi hal-hal yang ada di sekitarnya, serta kemampuan mempelajari materi-materi bilangan, seperti matematika.
Melalui sekolah, kecerdasan ini diasah dengan berpikir secara rasional. Misalnya, saat kita belajar tentang matematika, kita dilatih untuk memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah dari soal itu.
Sejarah Intelligent Quotient (IQ)
Nah, sebenarnya dari mana sih konsep tes kecerdasan intelektual ini tercipta? Konsep tes IQ ini mulai ada sejak akhir abad ke-19, tepatnya tahun 1890-an.
Konsep ini diciptakan dan terpikirkan pertama kali oleh Francis Galton (sepupu Charles Darwin sang Bapak Evolusi). Galton mengambil landasan dari teori Darwin mengenai konsep survival individu dalam suatu spesies. Sederhananya, yaitu teori mengenai cara bertahan hidup masing-masing orang, karena keunggulan dari sifat-sifat tertentu yang dimilikinya dan merupakan turunan dari orang tua mereka.
Galton pun menyusun sebuah tes yang mengukur intelegensi manusia dari aspek kegesitan dan refleks otot-ototnya. Baru lah di awal abad ke-20, Alfred Binet, seorang psikolog dari Perancis, mengembangkan alat ukur intelegensi manusia yang sekarang telah dipakai oleh banyak orang.
Di tahun 1983, penelitian mengenai konsep tes intelegensi manusia ini pun berlanjut oleh psikolog Harvard, Howard Gardner. Ia menyebutkan, bahwa kecerdasan manusia bukan merupakan sebuah konsep tunggal atau bersifat umum.
Menurutnya, kecerdasan tersebut merupakan beberapa set kemampuan yang spesifik dan berjumlah lebih dari satu. Semua itu merupakan fungsi dari bagian-bagian dari otak yang terpisah, serta merupakan hasil dari evolusi manusia selama jutaan tahun.
Seiring perkembangan zaman, orang-orang mulai sadar akan pentingnya intelegensi dan pengetesannya. Banyak para ahli psikologi yang mulai meneliti dan membuat berbagai hipotesis tentang kecerdasan. Muncullah perbedaan pendapat dengan masing-masing bukti yang dianggap kuat oleh masing-masing pihak.
Ada yang menganggap bahwa, kecerdasan adalah konsep tunggal yang dinamakan Faktor G (General Intelligence). Ada juga yang menganggap kecerdasan itu pada intinya terbagi jadi dua macam set kemampuan, yaitu fluid (Gf) dan crystallized (Gc). Oleh sebab itu, sepanjang abad ke-20, berbagai macam pengetesan kecerdasan pun akhirnya banyak yang berpatokan ke pandangan-pandangan itu.
Faktor lain yang turut andil dan memiliki peran besar dalam membentuk kecerdasan seseorang, yakni faktor genetik. Ini lah teori yang dimaksud oleh Galton. Maka, umumnya tingkat IQ seseorang tidak jauh berbeda dengan saat mereka masih kecil hingga dewasa.
Namun, tidak menutup kemungkinan adanya hal-hal lain yang mempengaruhi tingkat kecerdasan intelektual seseorang. Misalnya, seperti lingkungan dan ilmu pengetahuan yang didapat selama proses akademik. (des)***