Inilah 3 Ilmuwan Muslim Peraih Nobel di Bidang Sains

ahmed h zewail 1742112436709 11 1
Ahmed H Zewail, seorang Muslim asal negara Mesir, peraih Nobel di bidang kimia pada 1999. (Foto: Science History Institute, Douglas A. Lockard via Wikimedia Commons)

ZONALITERASI.ID – Nobel Prize merupakan penghargaan bergengsi di dunia yang diberikan kepada para ilmuwan inovatif. Penghargaan ini telah ada sejak tahun 1901.

Hampir setiap tahun, Nobel memberikan apresiasi kepada ilmuwan di bidang fisika, kimia, kedokteran, sastra, dan perdamaian. Para penerima Nobel ini diakui sebagai orang yang telah memberikan manfaat bagi dunia.

Ternyata, dari sekian banyak penerima Nobel 3 di antaranya ada yang merupakan ilmuwan Muslim. Berikut profil singkatnya.

Profil 3 Ilmuwan Muslim Peraih Nobel di Bidang Sains

1. Muhammad Abdus Salam

Ilmuwan Muslim pertama yang meraih penghargaan bergengsi ini adalah Muhammad Abdus Salam. Pria asal Pakistan ini dianugerahi Nobel bidang fisika pada 1979.

Melansir BBC, ia diganjar apresiasi ini lantaran teori fisikanya yang jadi kunci dalam mendefinisikan partikel dan penemuan Bosson Higgs pada 2012.

Salam kecil mempunyai keberuntungan dibanding anak lain dan hal itu membawanya hingga menjadi ilmuwan besar. Lahir dengan ayah seorang guru membuat Salam diberi kebebasan untuk mengasah keterampilan daripada memerah susu sapi layaknya anak lain.

Pria kelahiran tahun 1926 ini senang belajar matematika sejak kecil. Meski dilahirkan dari keluarga yang lebih baik dari anak lain, tetapi kondisi rumahnya kala itu belum tersentuh listrik.

Saat ia berkuliah di Government College University di Lahore, baru ia melihat lampu listrik untuk pertama kalinya. Selama di universitas, Salam terlihat unggul dalam matematika dan fisika.

Akhirnya ia mendapat beasiswa kuliah di Universita Cambridge, Inggris. Setelah lulus dengan gelar doktor, ia kembali ke Lahore untuk menjadi profesor matematika.

Selama bekerja, Salam senang mendengarkan Al-Qur’an. Pada 1953 kondisi di Pakistan rusuh karena penentangan terhadap alirah Ahmadiyah, di mana Salam termasuk salah satu penganutnya.

Salam kemudian hijrah ke Inggris dan mendirikan departemen fisika teoritis. Dari sana ia terlibat dalam proyek-proyek ilmiah terkemuka.

Diraihnya Nobel ini oleh Salam sebenarnya adalah momen bersejarah bagi negara Pakistan. Namun sayangnya, selama 40 tahun terakhir ini kisahnya terlupakan hingga Netflix membuatkan film dokumenter soal Salam agar karyanya terkenang.

2. Ahmed H Zewail

Ahmed H Zewail adalah seorang Muslim asal negara Mesir. Ia lahir pada 1946 dan tutup usia pada 2016.

Inovasinya dalam mengembangkan teknik laser cepat mengantarkan Zewail meraih Nobel di bidang kimia pada 1999. Penemuannya membuat para ilmuwan mempelajari aksi atom dalam reaksi kimia lebih mudah.

“Dengan spektroskopi femtodetik, untuk pertama kalinya kita dapat mengamati dalam ‘gerakan lambat’ apa yang terjadi saat penghalang reaksi dilintasi,” kata Majelis Nobel dalam siaran persnya yang mengumumkan Zewail sebagai peraih Nobel, dilansir dari Encyclopedia Britannica.

Terobosan Zewail kemudian jadi cikal bakal femtokimia, sebuah ilmu yang mempelajari reaksi kimia dalam skala waktu pendek sekitar 10‾¹⁵ sekon.

Zewail juga dikenal sebagai ilmuwan Muslim dari Mesir dan Arab pertama peraih Nobel di bidang sains. Pada 2011, Zewail pun mendirikan Zewail City of Science and Technology, sebuah institut teknologi terkemuka di Kairo.

Perjalanan Zewail dalam kiprahnya di dunia kimia bermula sejak kuliah. Ia menempuh pendidikan di Alexandria University pada 1969, kemudian melanjutkan ke jenjang doktor di University of Pennsylvania.

Sebelum mendirikan kampus sendiri, Zewail sempat menjadi profesor tamu di sejumlah kampus seperti Texas A&M University , University of Iowa , dan American University di Cairo.

3. Aziz Sancar

Ilmuwan Muslim terbaru yang meraih Nobel adalah Aziz Sancar, Ia mendapatkan Nobel kimia pada tahun 2015.

Melansir laman Nobel Prize, Aziz diganjar penghargaan ini atas studi mekanistik perbaikan DNA. Ilmuwan asal Turki ini membuat penelitian bakteri dengan temuan yang menarik.

Studinya menunjukkan bahwa molekul protein dan enzim tertentu dapat memperbaiki DNA yang rusak akibat sinar ultraviolet (UV). Penemuannya mengembangkan pengetahuan soal kerja sel, proses penuaan hingga penyebab kanker.

Jika menyelami latar belakang kehidupan Sancar, ia merupakan anak dari orang tua yang ekonominya sederhana. Namun, kedua orang tua Sancar percaya bahwa pendidikan sangat penting bagi anaknya.

Ia berkuliah di Universitas Istanbul dan di Universitas Texas, Dallas, tempat ia menerima gelar doktornya pada tahun 1977. Kemudian dia bekerja sebagai profesor di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina.

Sebagaimana pepatah jodoh adalah cerminan diri, Sancar bertemu seorang profesor di bidang biokimia yakni Gwen Boles. Mereka pun menikah dan sama-sama meneruskan hidup sebagai peneliti di bidang kimia.

Itulah beberapa ilmuwan Muslim peraih Nobel di bidang sains. Semoga dapat menginspirasi. ***

Sumber: detikEdu