Inilah Tiga Catatan Penting dari Menteri Nadiem pada Peringatan Hardiknas 2023

Screenshot 40

ZONALITERASI.ID – Pemerintah telah menetapkan tanggal 2 Mei merupakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang mengacu pada hari kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara.

Pada Hari Pendidikan Nasional 2023, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Makarim dalam pidatonya menyoroti implementasi program Merdeka Belajar yang sudah berjalan dalam tiga tahun ini.

Dengan mengusung tema “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar” pada Hardiknas 2023 ini, Mendikbudristek juga mencanangkan bahwa bulan Mei 2023 merupakan Bulan Merdeka Belajar.

Dalam upacara Hardiknas 2023, Menteri Nadiem Makarim mengatakan, dalam kurun waktu tiga tahun ini telah terjadi perubahan besar dalam berbagai hal dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia, termasuk pendidikan.

“Sebanyak 24 episode Merdeka Belajar yang telah diluncurkan membawa kita semakin dekat dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara,” ujar Nadiem.

Cita-cita luhur Bapak Pendidikan Nasional itu adalah pendidikan yang menuntun bakat, minat, dan potensi peserta didik. Tujuannya, agar setiap peserta didik mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan sebagai anggota masyarakat.

  1. Rapor Pendidikan

Menurutnya, anak-anak Indonesia saat ini bisa belajar dengan lebih tenang. Sebab, mereka dalam aktivitas pembelajarannya mendapatkan nilai yang lebih menyeluruh sebagai satu kesatuan atau holistik dari gurunya.

Bahkan kini pemerintah telah membuat sebuah gebrakan bagi para kepala sekolah dan kepala daerah yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam memonitor kualitas pendidikan, dengan penggunaan data Asesmen Nasional di Platform Rapor Pendidikan. Penyediaan layanan data ini, tak lain sebagai langkah perbaikan kualitas layanan pendidikan.

“Para guru sekarang berlomba-lomba untuk berbagi dan berkarya dengan hadirnya Platform Merdeka Belajar. Selain itu, guru-guru yang dulu diikat berbagai peraturan yang kaku sekarang lebih bebas berinovasi di kelas dengan hadirnya Kurikulum Merdeka,” ujar Nadiem.

  1. Kemampuan Literasi dan Bernalar pada Seleksi Perguruan Tinggi

Kurikulum Merdeka pada dasarnya menekankan pembelajaran mendalam dalam pengembangan karakter serta kompetensi siswa. Bahkan dalam proses seleksi masuk perguruan negeri pun, melalui program Kampus Merdeka, saat ini fokus pada mengukur kemampuan literasi dan bernalar bagi semua calon mahasiswa.

Kemampuan literasi dan bernalar ini merupakan upaya strategis dalam mengubah pola pemahaman para mahasiswa yang dulu hanya berkutat pada pembelajaran teori. Dengan demikian para mahasiswa kini bisa menggali pengetahuan sekaligus pengalamannya di luar kampus.

“Pada jenjang perguruan tinggi, adik-adik mahasiswa yang dulu hanya belajar teori di dalam kelas sekarang bisa melanglang buana mencari pengetahuan dan pengalaman di luar kampus dengan hadirnya program-program Kampus Merdeka,” katanya.

  1. Pendanaan

Setiap sekolah kini lebih leluasa dalam meningkatkan kualitas belajarnya setelah pemerintah merevisi aturan terkait pendanaan. Pencarian langsung Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) serta pemanfaatannya, kini dibuat lebih fleksibel.

Termasuk dalam dalam program beasiswa, di mana kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi sekarang lebih terbuka. Bahkan dukungan dana untuk kepentingan riset, terbukti telah melahirkan begitu banyak inovasi yang bermula dari kolaborasi.

Mekanisme dana yang fleksibel, jelas Nadiem, juga terbukti mampu mewadahi beragam ide kreatif para seniman serta pelaku budaya dalam menghasilkan karya-karya hebat yang mendukung pemajuan kebudayaan.

“Kita telah membuat sejarah baru dengan gerakan Merdeka Belajar,” tegasnya.

Nadiem mengatakan, Hari Pendidikan Nasional 2023 merupakan saat yang tepat bagi semua pihak untuk merefleksikan kembali setiap tantangan, juga setiap langkah berani yang sudah diambil.

“Layar yang sudah kita bentangkan jangan sampai terlipat lagi. Kita semua, para tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan, seniman dan pelaku budaya, juga peserta didik di seluruh Nusantara, adalah kapten dari kapal besar yang bernama Indonesia ini,” ungkap Nadiem. ***