ZONALITERASI.ID – Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Tim IDE menciptakan aplikasi BERSUARA. Aplikasi ini berfungsi untuk memulihkan korban perundungan (bullying) melalui pendekatan dari seorang psikiater sekaligus peneliti, Judith Herman.
Tim IDE ITB terdiri dari tiga mahasiswa dari jurusan yang berbeda, yaitu Deftendy Virgiatman dari jurusan Teknik Fisika, Eli Sulistyowati dari jurusan Manajemen, dan Indira Akmalia Hendri dari jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota.
“Pendekatan ini menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahapan dalam model penerimaan dari trauma yang dialami oleh korban perundungan, yaitu tahap security, reconciliation, reconsolidation, dan transformation,” kata salah satu anggota tim, Deftendy Virgiatman, dilansir dari laman ITB, Sabtu, 16 Desember 2023.
Diketahui, melalui inovasi ini, Tim Ide meraih juara 1 dalam Proyek Safe and Sound Cities (S2Cities) pada “Ideathon Inovasi Sosial 2023: Muda Urun Ide untuk Kota Bandung”.
Proyek S2Cities berfokus pada solusi inovatif terkait isu-isu spesifik yang terjadi di Kota Bandung. Peserta diminta untuk mengirimkan proposal mengenai solusi inovatif dalam tiga tema spesifik, yaitu perundungan di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat, pengelolaan sampah yang melibatkan pemuda, serta penciptaan ruang publik (placemaking) di Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler.
Cara Kerja Aplikasi BERSUARA
Deftendy menuturkan, aplikasi BERSUARA memiliki tiga fitur utama, yaitu report, feedback, dan community.
Pada tahap security, aplikasi ini akan menciptakan keamanan bagi korban untuk menyampaikan pengalaman mereka melalui fitur report. Laporan yang masuk akan langsung ditangani oleh Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Anak (P3A) dan Bimbingan Konseling (BK) Sekolah.
Langkah selanjutnya yaitu tahap rekonsiliasi. Korban diharapkan dapat memahami dan menerima kejadian yang terjadi melalui fitur feedback. Fitur ini memungkinkan korban untuk melakukan konseling dengan para pakar yang terintegrasi dengan P3A, guru BK, dan konselor sebaya.
Selain itu, korban dapat memulai kembali kehidupan mereka setelah mengalami trauma. Hal ini diimplementasikan melalui fitur community yang memungkinkan para korban untuk saling mendukung satu sama lain. Fitur ini bekerja sama dengan Forum OSIS Kota Bandung (FOTBAN), Forum Komunikasi Anak Kota Bandung (FOKAB), dan akademi perlindungan anak.
Untuk tahap terakhir, yaitu tahap transformasi, hasil pemulihan trauma korban akan tetap dijangkau melalui komunitas mereka sebagai bukti bahwa setiap korban perundungan dapat pulih kembali.
Selain aplikasi BERSUARA, Tim IDE juga mengusulkan adanya kampanye media sosial untuk membagikan pengalaman korban yang telah melewati keempat tahapan tersebut. Dengan harapan, kampanye ini dapat menjadi inspirasi korban bullying yang lain. (des)***