Kemenag Segera Bentuk Direktorat Jenderal Pesantren

Menag: Saatnya Merebut Masa Jaya Pondok Pesantren

1731563939
Menteri Agama, Nasaruddin Umar. (Foto: Dok. Kemenag)

ZONALITERASI.ID – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengatakan, Kementerian Agama (Kemenag) segera membentuk Direktorat Jenderal Pondok Pesantren.  Direktorat ini akan mengurus sekaligus mengayomi pondok pesantren.

“Saat ini Kementerian Agama tengah memperjuangkan pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren,” tegas Menag Nasaruddin Umar saat menghadiri perayaan Harlah ke-42, Pondok Pesantren Islam lslam Miftachussunnah ll, lstighosah Kebangsaan, dan Peringatan Hari Pahlawan, di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 14 November 2024.

Pada kesempatan itu juga hadir, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) K.H. Yahya Cholil Staquf, Pimpinan Pondok Pesantren lslam Miftachussunnah ll K.H. Miftachul Akhyar, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Muzakki, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur Ahmad Sruji Bahtiar, Kepala Kantor Kemenag Kota Surabaya Muhammad Muslim, dan para santri.

Menag menuturkan, terbitnya Undang-Undang tentang Pesantren adalah bentuk dari kehadiran Kemenag memberikan eksistensi dan legitimasi terhadap pondok pesantren.

“Tugas kami selanjutnya adalah bagaimana melanjutkan keberadaan pondok pesantren.,” ujarnya.

Menurut Menag, pesantren adalah lembaga yang murni lahir dari rahim Nusantara. Fakta menunjukkan perintis dunia kependidikan yang sistematis dalam sejarah bangsa Indonesia adalah pondok pesantren. Hal ini terjadi bahkan sebelum Belanda datang ke Indonesia.

“Mengutip Nurcholish Madjid, beliau menyatakan bahwa seandainya Indonesia tidak dijajah Belanda, maka perguruan tinggi yang berkembang saat ini adalah Universitas Termas, Universitas Lirboyo, Universitas Tebu Ireng, dan universitas dari pesantren-pesantren lainnya. Bukan UI, ITB, IPB, atau kampus-kampus lainnya,” tuturnya.

“Maka sudah saatnya sekarang ini pondok pesantren merebut masa jayanya seperti yang pernah terjadi di masa lampau. Sudah waktunya pondok pesantren ini menjadi tuan rumah di dalam rumahnya sendiri, di negeri ini,” sambungnya.

Menag menambahkan, penanaman karakter di pesantren sangat efektif. Sistem pemondokan (boarding) yang ada di pesantren memungkinkan para santri mendapat pengawasan selama 24 jam.

“Ini adalah di antara keunggulan pesantren. Sebab waktu yang sering rawan menimbulkan masalah adalah setelah pulang dari sekolah. Sebab itu sistem pemondokan yang diterapkan di pesantren diadopsi oleh sekolah-sekolah di Inggris dan Australia,” pungkasnya. (des)***

Sumber: Kemenag