ZONALITERASI.ID – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi berharap guru honorer yang sudah lama mengabdi diprioritaskan dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Sebab, banyak guru yang sudah bertahun-tahun mengajar, tapi statusnya masih honorer.
Berdasarkan data di Disdik Kota Tasikmalaya, di daerah itu ada 1.300 guru yang berstatus honorer.
“Mudah-mudahan yang diutamakan tenaga honor dulu yang sudah menjadi PPPK bertahun-tahun. Bukan diskrimansi dengan yang lain, tapi mereka (guru honorer) kan sudah mengabdi lama dan memiliki pengalaman,” kata Budiaman, dikutip Republika, Rabu (25/11/2020).
Ia mengatakan, para guru honorer di Kota Tasikmalaya diberi upah dengan hanya mengandalkan biaya operasional sekolah (BOS).
Akibatnya, upah yang diterima guru honorer masih di bawah upah minimum kabupaten/kota (UMK) Kota Tasikmalaya.
“Kondisi mereka juga salary-nya memprihatinkan. Hanya dipenuhi BOS dan tak sampai UMR,” kata dia.
Budiaman menambahkan, kendati guru honorer diprioritaskan dalam pengangkatan PPPK, namun tetap harus memperhatikan kualitas guru yang bersangkutan.
“Saya mengimbau para guru honorer mulai melakukan persiapan untuk mengikuti seleksi PPPK, termasuk menyiapkan dokumen yang diperlukan. Dengan rekrutmen satu juta guru PPPK, semoga kualitas pendidikan di Indonesia dapat lebih meningkat. Selain itu, kesejahteraan para guru juga dapat lebih baik,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, seleksi PPPK 2021 dibuka untuk satu juta guru.
“Tahun-tahun sebelumnya, banyak guru-guru honorer kita harus menunggu dan antre untuk membuktikan diri. Pada 2021, semua guru honorer dan lulusan Pendidikan Profesi Guru bisa daftar dan mengikuti seleksi,” katanya.
Namun, Mendikbud menegaskan tidak kompromi soal kualitas pendidik. Menurutnya, hanya yang lulus seleksi yang akan menjadi guru PPPK. (haf)***