Kerja Sama LIPI – NEWRI, Olah Limbah Jadi Air Bersih

1627901446 water treatment pal jatinangor
Kondisi Water Treatment Plan di ITB Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, (Foto: SDGs ITB).

ZONALITERASI.ID – NEWRI bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membangun teknologi bioreaktor di Indonesia, suatu teknologi yang mampu mengubah air limbah dengan konsentrasi COD tinggi menjadi biogas.

“Kami menggunakan embrio zebrafish untuk memonitoring kualitas air, mendeteksi apakah ada racun dalam air,” ujar Direktur Eksekutif Nanyang Environment & Water Research Institute (NEWRI), Prof. Shane A. Snyder, Ph.D., dalam forum group discussion on water research yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB, dirilis laman ITB, Kamis (4/8/2021).

Menurut Prof. Shane, NEWRI menggunakan embrio ini pada sungai di Nepal tepat sebelum pandemi Covid-19 terjadi dalam upaya membantu India dalam membangun sistem pengelolaan air bersih.

Selain itu, tim penelitian teknologi membran di NEWRI telah membangun dan mengomersilkan teknologi membran biomimetik pertama di dunia, yaitu suatu membran yang meniru cara kerja akuaporin. Membran tersebut membendung arus masuk garam ke dalam membran dan mendaur ulang air dengan mengonsumsi sedikit energi.

“Pengembangan teknologi membran ini akan mengarah pada penemuan nanofiltrasi—suatu membran yang bisa menghilangkan seluruh zat kotor dalam air, terkecuali sodium klorida pada level atomik,” ujar Prof. Shane.

Di sisi lain, lanjutnya, NEWRI juga telah mengembangkan teknologi membran inorganik untuk pengembangan teknologi pengelolaan air secara keseluruhan. Teknologi ini akan sangat berguna bagi komunitas terdampak air limbah.

Prof. Shane menyebutkan, teknologi sensor dan pemodelannya turut digunakan dalam memantau kualitas air laut. Di Indonesia sendiri, NEWRI memasang teknologinya di Jakarta dalam rangka mengidentifikasi kemurnian air imbas dari gempa bumi.

“Betapa bermanfaatnya teknologi pengelolaan air pada komunitas terdampak. Mereka yang semula tidak mampu menikmati air bersih, kini bisa merasakan manfaatnya secara penuh. Tinggal bagaimana tantangan-tantangan pada pengelolaan air ini dijadikan kesempatan emas dalam menciptakan air bersih,” pungkasnya.

Diskusi ini dibuka oleh Sekretaris Bidang Penelitian LPPM ITB Dr. Rino Rakhmata Mukti. Sementara moderator diskusi yaitu Hadi Kardhana dari KK Teknik Sumber Daya Air FTSL ITB. (haf)***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *