ZONALITERASI.ID – Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI), Enggartiasto Lukita, mengingatkan para penerima Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan memiliki tanggung jawab besar bagi bangsa. Sebagai penerima manfaat dana abadi pendidikan yang bersumber dari keuangan negara, mereka dituntut “mengembalikan” kepada negara dalam bentuk turut berperan aktif dalam pembangunan.
Enggartiasto menegaskan hal itu saat menyampaikan sambutan pada pembukaan LPDP Preparation Series melalui Zoom Meeting, Minggu, 4 Juni 2023. Kick-off persiapan pembekalan dan bimbingan bagi pelamar beasiswa LPDP ini diikuti 200 peserta, baik alumni UPI maupun lulusan perguruan tinggi lain. Turut hadir dan memberikan sambutan antara lain Direktur Kemahasiswaan UPI Suwatno, Lurah LPDP UPI 9.0 Dimas Febriansyah, dan Pendiri Saung LPDP Pidi Apriyadi. Selain itu, hadir pula para mentor penerima beasiswa LPDP dari sejumlah perguruan tinggi lain di Indonesia.
“Bagi penerima beasiswa LPDP yang dananya bersumber dari dana abadi pendidikan, ini privilege. Tidak semua bisa menerima beasiswa ini. Saya berharap betul ini membangkitkan motivasi dan tanggung jawab, pada saatnya nanti untuk mengembalikan dana itu untuk membangun bangsa. Saya berpesan, selesai dari pendidikan, maka berbuatlah yang terbaik untuk bangsa dan negara!” tegas Enggar, sapaan Enggartiasto Lukita.
“Saya pun masih berhutang kepada bangsa dan negara karena yang saya dapatkan saat ini adalah privilege dari negara pada masa saya menempuh pendidikan di UPI. Semua ini tidak mungkin saya dapatkan kalau saya tidak mendapat kesempatan menempuh pendidikan. Karena itu, yang kuliah di luar negeri, kembalilah! Yang di dalam negeri juga dituntut hal yang sama, berbuat yang terbaik untuk bangsa,” tambah Enggar.
Enggar tidak memungkiri saat ini muncul kegamangan di kalangan dunia usaha terkait penyerapan lulusan perguruan tinggi. Mengutip sebuah podcast salah satu tokoh publik, Enggar menyebut saat ini industri tidak butuh lulusan S2 dan S3. Perusahaan jauh lebih butuh keahlian dan kompetensi lulusan. Ini menjadi tantangan bagi para penerima beasiswa LPDP maupun beasiswa lain.
“Ini refleksi diri saya sendiri. Saudara harus membuktikan. Saudara berbeda. Saat artificial intelligence berkembang demikian cepat, maka tantangan pendidikan semakin besar. Microssoft, IBM, dan entitas lain berlomba-lomba meningkatkan, maka Saudara jangan sampai tertinggal. Ini tantangan besar. Dengan demikian, nanti pada saatnya harus menunjukkan bahwa Saudara berbeda. Harus menunjukkan kelebihan saudara. Kemampuan berpikir yang sistematis, kemampuan analisis yang lebih dari yang lain. Anda harus menjadi putra-putri terbaik bangsa,” ungkap Enggar.
Menteri Perdagangan RI 2016-2019 ini menilai LPDP merupakan ikhtiar pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Enggar memuji langkah pemerintah yang dianggapnya berani mengambil kebijakan ini. Bagi dia, tindakan pemerintah merupakan langkah yang benar dan harus didukung. Karena itu, kesempatan ini harus dimanfaatkan ini dengan sebaik-baiknya.
Mengutip data LPDP, secara kumulatif selama periode 2013-2022 jumlah penerima beasiswa LPDP mencapai 35.536 orang. Sekitar 55,7 persen di antaranya melakukan studi di perguruan tinggi dalam negeri, sedangkan 44,3 persen di luar negeri. Penerima beasiswa LPDP yang pergi ke luar negeri mayoritasnya studi di wilayah Eropa (58 persen). Ada pula di Australia dan Selandia Baru (20,7 persen), Amerika Utara (12,2 persen), Asia (8,6 persen), dan Afrika (0,5 persen).
“Selamat kepada yang sudah mendapatkan dan selamat kepada Saudara yang akan mengikuti seleksi ini. IKA UPI menyambut baik kegiatan LPDP Preparaton Series yang diprakarsai Kelurahan 9.0 LPDP UPI ini. Sebagai organisasi alumni, IKA UPI sangat mendukung kegiatan ini sebagai bagian dari pemberdayaan alumni karena para peserta merupakan alumni UPI dan calon alumni UPI. Para alumni merupakan peserta unsur alumni UPI yang akan melanjutkan studi di UPI maupun di luar UPI, baik di dalam maupun di luar negeri. Calon alumni adalah yang saat ini kuliah di UPI atau para peserta yang memilih melanjutkan studi di UPI,” pungkas Enggar.
Direktur Kemahasiswaan UPI, Suwatno, mengungkapkan, LPDP Preparaton Series merupakan kesempatan emas untuk diikuti dengan baik. Ini penting mengingat tidak semua warga negara punya kesempatan menerima Beasiswa LPDP.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Selama ini Direktorat Kemahasiswaan terus komunikasi dengan baik dengan Kelurahan 9.0 LPDP. Mudah-mudahan usaha ini membuahkan hasil, sehingga alumni UPI banyak yang diterima S2-S3 di dalam dan luar negeri,” ujar Suwatno.
Suwatno yang rutin menjadi interviewer Beasiswa LPDP mengaku sedih setiap kali menjalankan tugasnya. Alasannya, dari ribuan pelamar Beasiswa LPDP, sangat sedikit menemukan lulusan UPI. Padahal, peluangnya sangat banyak. Karena itu, dia berharap kegiatan ini bisa mengantarkan banyak lulusan UPI untuk mendapatkan Beasiswa LPDP.
“Sebagai interviewer LPDP Pusat, saya sedih karena pelamar dari UPI sangat sedikit. Padahal peluangnya banyak. Saya melakukan wawancara selama lima hari di kota-kota besar. Sangat jarang alumni UPI ikut jadi pelamar. Mari ikuti kegiatan dengan baik. Ikuti sesuai aturan,” ajak Suwatno.
Sebelumnya, Lurah LPDP UPI 9.0, Dimas Febriansyah, melaporkan, kegiatan LPDP Preparation Series diikuti calon pelamar beasiswa yang akan mendaftar pada semester ganjil tahun akademik 2023-2024. Selain diikuti lulusan UPI, kegiatan juga terbuka bagi lulusan lain yang akan melanjutkan studi di UPI.
“Ini merupakan salah satu cara kami untuk berterima kasih kepada negara yang telah membiayai kami melalui Beasiswa LPDP. Sebelum kami lulus nanti, kami sudah mencoba melakukannya sejak dini. Sejak masih menempuh studi,” tutur Dimas.
Dimas menjelaskan, pendampingan meliputi tahapan administrasi yang berlangsung pada 5 Juni-5 Juli. Pendampingan dilanjutkan untuk tes skolastik pada 7 Juli-6 Agustus. Selanjutnya, para pelamar akan mendapatkan pendampingan substansi pada 10 Agustus-16 September.
“Seluruh proses pendampingan ini gratis. Peserta tidak dipungut bayaran. Ini bentuk pengabdian sekaligus tanggung jawab kami kepada negara dengan cara mengajak lebih banyak orang untuk mendapatkan Beasiswa LPDP,” tandas Dimas. (des)***