Oleh Prof. Dr. Apt. Mangestuti Agil, M.S.
Kayu manis dikenal karena rasa dan bau aromatiknya yang spesifik. Kekhasan itu telah berhasil mengantarkan pemakaiannya sebagai salah satu rempah yang ternama di seluruh dunia. Di bidang kesehatan, kayu manis bermanfaat, antara lain, sebagai antiradang, antioksidan, antimikroba, antidiabetes, gangguan pada jantung dan pembuluh darah, hingga pengendalian kadar lemak.
—
PENEMUAN dan pemakaian kayu manis berlangsung sejak 2800 sebelum Masehi. Sejarah mencatat pemanfaatannya untuk mengatasi gangguan pada saluran cerna dan saluran pernapasan. Orang Mesir menggunakannya sebagai salah satu bahan untuk pengawetan jenazah.
Dalam bahasa Inggris, kayu manis dikenal dengan nama cinnamon. Masyarakat Jawa menyebut kayu manis Indonesia dengan nama manis jangan. Bagian yang dipakai adalah kulit batang. Jadi, bukan bagian kayu seperti namanya. Setelah kering, kulit kayu itu dijual atau digunakan dalam bentuk gulungan.
Tanaman asal kayu manis adalah Cinnamomum dengan beragam jenis variasinya. Dalam dunia perdagangan dikenal empat jenis kayu manis, yaitu True cinnamon atau Ceylon cinnamon dari tanaman Cinnamomum zeylanicum, Indonesian cinnamon dari tanaman Cinnamomum burmannii, Vietnamese cinnamon dari tanaman Cinnamomum loureiroi, dan Cassia cinnamon atau Chinese cinnamon dari tanaman Cinnamomum cassia.
Perbedaan jenis kayu manis mengakibatkan perbedaan warna, bau, rasa, dan tekstur. Kayu manis dari Ceylon/Sri Lanka bertekstur lebih lembut dan berwarna lebih terang dibandingkan jenis lainnya. Harganya lebih mahal, tapi rasanya memang lebih lembut. Keunggulan kayu manis Sri Lanka yang paling utama adalah kadar kandungan senyawa kumarin yang paling rendah dibandingkan jenis lainnya.
Penetapan kadar kumarin itu sangat penting. Sebab, kumarin merupakan zat beracun bagi organ liver dan bersifat karsinogenik. Dengan begitu, setiap negara memberikan perhatian pada persyaratan kadar kumarin kayu manis yang boleh beredar. Karena itu pula, masyarakat perlu dibiasakan untuk mencari informasi jenis dan asal kayu manis yang dibelinya. Hal tersebut terutama penting pada pemakaian untuk tujuan perdagangan dan kuliner.
Aneka macam makanan dan minuman khas berbagai negara banyak dipengaruhi rasa dan bau spesifik kayu manis. Minuman yang dibuat dari campuran berbagai jenis buah pasti memerlukan kayu manis sebagai penambah rasa dan pengharum. Dalam bentuk serbuk keringnya, bubuk kayu manis bisa langsung ditaburkan pada makanan sehari-hari. Misalnya, pada roti panggang.
Bau harum kayu manis ditimbulkan minyak atsiri yang terkandung di dalam bagian tanaman. Di antaranya, kulit kayu dan daun. Komponen utama minyak dari kulit kayu adalah cinnamyl aldehyde dan eugenol pada daun. Senyawa kandungan lain adalah asam sinamat dan senyawa polifenol. Sementara itu, kandungan mineral, antara lain, manganum, zat besi, kalsium, dan serat.
Manganum pada kayu manis bisa memenuhi 38 persen kebutuhan tubuh manusia. Manganum adalah mineral yang penting bagi keberlangsungan berbagai proses metabolisme sel, pembentukan jaringan ikat, tulang, hormon seksual, hingga memiliki peran pada fungsi sistem sel saraf.
Saat ini perhatian peneliti sudah tertuju pula pada khasiat sebagai antikanker dan gangguan fungsi saraf otak, sebagai cognitive enhancer (peningkat daya ingat).
Kayu Manis dan Diabetes
Salah satu manfaat kayu manis yang mulai diketahui masyarakat adalah penurun kadar gula darah pada pasien diabetes. Berbagai hasil penelitian dan hipotesis tentang mekanisme kerjanya sudah dipelajari. Di antaranya dikatakan bahwa kayu manis menunjukkan kerja sebagai insulin mimetic dan insulin sensitizing. Insulin mimetic artinya aktivitas yang meniru kerja hormon insulin. Yaitu, yang berkaitan dengan penyerapan gula ke dalam jaringan tubuh melalui pengaktifan berbagai sinyal protein, pengaruh terhadap ekspresi gen, dan pengaturan proses metabolik.
Sementara itu, insulin sensitivity mengindikasikan respons sel tubuh terhadap insulin. Sensitivitas yang tinggi berarti sel tubuh dapat menggunakan gula darah secara lebih efektif sehingga kadar gula darah menurun.
Uji aktivitas antidiabetes pada Cinnamomum cassia memberikan gambaran kemungkinan mekanismenya dalam menurunkan resistansi insulin. Kalau resistansi menurun, artinya sel otot, jaringan lemak, dan liver memberikan respons lebih baik sehingga dapat mengambil glukosa dari dalam darah.
Antiradang
Dalam sebuah artikel ilmiah, peneliti Iran mengungkap manfaat kayu manis untuk mengatasi nyeri tulang dan persendian. Ternyata masyarakat India juga sudah menggunakan kulit kayu manis Ceylon dalam pengobatan tradisional Ayurveda untuk berbagai gangguan radang dan nyeri. Pembuktian khasiat itu sudah dilakukan terhadap hewan coba yang dibuat mengalami radang, nyeri tulang, dan stres pada sistem imun. Hasil penelitian itu digunakan untuk melakukan evaluasi lebih lanjut tentang peran senyawa golongan polifenol sebagai antiradang.
Pembuktian khasiat kayu manis memang masih harus menempuh perjalanan jauh. Namun, prospek pengembangan kayu manis sebagai antinyeri dapat diharapkan sebagai pengganti obat kimiawi. Dengan demikian, efek samping akibat pemakaian obat antinyeri modern bisa dikurangi.
Membuat Teh Cinnamon (Teh Kayu Manis)
Bahan:
4 cangkir air
1 batang kayu manis kurang lebih 15 cm
1 sendok makan madu
¼ irisan jeruk nipis
Pembuatan:
Cuci bersih kayu manis, lantas patahkan menjadi tiga bagian.
Masukkan ke dalam air dan panaskan dengan api sedang hingga mendidih.
Setelah mendidih, kecilkan api, lanjutkan pemanasan selama 10 menit.
Saring rebusan tersebut.
Tambahkan madu dan perasan jeruk nipis hingga mendapatkan rasa yang disukai.
Siap dihidangkan dalam cangkir.
Dosis
Penggunaan untuk pengobatan belum baku.
Beberapa ahli menyarankan 2–4 gram per hari, yaitu sekitar ½–1 sendok teh. Karena mengandung senyawa yang berpotensi beracun, tidak disarankan mengonsumsi kayu manis dalam dosis tinggi. ***
Prof. Dr. Apt. Mangestuti Agil, M.S., Guru Besar Botani Farmasi dan Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Sumber: Youtube Kanal Kesehatan Prof Mangestuti/Jawapos.com