KKN UPI di Bojongemas Kabupaten Bandung Beri Solusi Konkret Atasi Air Bersih

95654bfe c22a 41db 958f c3cbb2411ebd
Mahasiswa KKN UPI Kampus Cibiru, di Kampung Sapan Muara RT 003/RW 001, Desa Bojongemas, kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung memberi solusi konkret mengatasi permasalahan akses air bersih dan sanitasi, (Foto: Istimewa).

ZONALITERASI.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Cibiru, di Kampung Sapan Muara RT 003/RW 001, Desa Bojongemas, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung memberi solusi konkret mengatasi permasalahan akses air bersih dan sanitasi.

Dalam program ini mahasiswa yang berasal dari Prodi PGSD, PGPAUD, dan Prodi Pendidikan Multimedia PGSD UPI Kampus Cibiru (Kelompok 154 Sub Sektor 2), memberikan pemahaman dan penguatan kepada masyarakat terkait pentingnya pengelolaan air bersih/sanitasi serta pengelolaan sampah organik/an-organik. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 19 Juli 2022.

“Untuk mengetahui akses air bersih dan sanitasi, mahasiswa melakukan pendataan dua aspek itu. Hasil pendataan kemudian dianalisis untuk menentukan langkah kegiatan selanjutnya,” kata Dosen Pembimbing Lapangan, Yusuf Tri Herlambang, M.Pd., Selasa, 9 Agustus 2022.

Diketahui, berdasarkan hasil pendataan, mahasiswa KKN mendapat informasi, di Kampung Sapan Muara RT 003/RW 001, Desa Bojongemas, terdapat sebanyak 42 kepala keluarga.

Dari data yang terkumpul, sebanyak 35 kepala keluarga, memiliki sumber air berupa sumur galian sebesar 97% dan PDAM sebesar 3%.

Lalu, untuk kelayakan air, bersih dan layak konsumsi sebesar 35%; berwarna kuning 59%; serta berwarna/ berbau, dan berasa 6%.

Adapun untuk sanitasi, berdasarkan jarak septictank dengan sumber air diperoleh data, lebih dari 10 meter sebesar 72%, dan kurang dari 10 meter sebesar 28%.

Sementara untuk pembuangan limbah rumah tangga, ke TPS sebesar 49%, dibakar 29%, dikubur 11%, ditimbun 8%, dan dibuang ke sungai sebesar 3%.

Selanjutnya Yusuf menuturkan, untuk mengatasi kondisi itu, mahasiswa KKN memberikan pemahaman kepada warga mengenai kualiras air bersih dan memberikan pemahaman mengenai penyebab krisis air bersih.

Selain itu, warga diberi pemahaman mengenai akibat pencemaran air bagi kehidupan biota air, kualitas tanah, kesehatan, dan lingkungan.

“Mahasiswa juga memberi pemahaman mengenai jenis-jenis jamban, septictank, sampah, pemilahan sampah, dan pengelolaan sampah berdasarkan jenisnya. Itu semua diarahkan agar warga paham pentingnya pengelolaan air bersih dan sanitasi serta pengelolaan sampah organik dan anorganik demi menjaga keberlanjutan air bersih di masa yang akan datang,” pungkas Yusuf. (des)***