ZONALITERASI.ID – Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) menegaskan kesiapannya mengawasi dan memantau Pemilu 2024.
Penegasan itu disampaikan Direktur Lembaga Pemilu dan Demokrasi PB PMII Yayan Hidayat, saat berbicara dalam ‘Seminar Pendidikan dan Pelatihan LKD PB PMII bersama Bawaslu RI’, di Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2022.
“PMII patut mengambil peran sekaligus berpartisipasi dalam Pemilu 2024. Pada pesta demokrasi kali ini kita menghadapi kompleksitas, mulai dari pengakomodasian hak pilih, desain teknis kepemiluan, hingga pelaksanaan pemungutan suara. Di lain sisi, perkembangan internet yang beriringan dengan maraknya buzzer yang mengakibatkan disinformasi,” kata Yayan.
“Secara garis besar, perang siber di dunia maya dicontohkan dalam berbagai macam ekspresi, seperti flaming, trolling, cyber bullying, dan hate speech. Bahkan, kerap kali buzzer melakukan manipulasi informasi sehingga berujung pada konflik politik,” sambungnya.
Menurut Yayan, pandemi Covid-19 tak berkesudahan kerap memunculkan ketidakpastian politik. Belum lagi politisi isu suku, agama, dan identitas dianggap sebagai pengganggu utama dalam Pemilu 2024 yang sebenarnya masalah klasik.
Pengalaman penyelenggaraan Pemilu 2019 dan Pilkada Serentak 2020, lanjutnya, menjadi titik tolak untuk mencari solusi inovatif melalui kebijakan operasional penyelenggaraan dengan tetap mengacu koridor regulasi pemilu. Dengan demikian, penyelenggaraan Pemilu 2024 dapat berjalan efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
“Pemilu 2024 adalah pemilu paling kompleks sekaligus titik penentu keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Pilpres, pileg, dan pilkada pada tahun 2024 akan secara bersamaan dalam tahun yang sama dan menjadi wadah regenerasi kepemimpinan yang dapat mengonsolidasikan demokrasi ke arah yang lebih baik,” terangnya.
Sementara Plt. Kepala Puslitbangdiklat Bawaslu Ibrahim Malik Tanjung, mengatakan, keterlibatan masyarakat akan memperkuat pengawasan pemilu.
“Kami mendorong partisipasi civil society dalam pengawasan pemilu dengan membangun kesadaran politik melalui konsep pencegahan,” kata Ibrahim. (haf)***
Sumber: Antara News