Komisi X DPR Dukung Ide Presiden, Jam Pelajaran Olahraga di Sekolah Akan Ditambah

Lalu Hadrian Irfani 1
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani. (Foto: tribunnews.com)

ZONALITERASI.ID – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mendukung gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk menambah jam pelajaran olahraga di sekolah sebagai bagian dari Program Gerakan Indonesia Bugar.

Menurut Hadrian, program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kebugaran siswa, membentuk bibit-bibit atlet sejak dini, dan meningkatkan budaya olahraga di sekolah dengan menambahkan minimal satu jam olahraga per hari, mencakup penambahan jam gerak, ekstrakurikuler olahraga, dan pengembalian gerakan dasar senam.

”Dengan dukungan penuh terhadap Program Gerakan Indonesia Bugar, kita berharap lahir generasi muda Indonesia yang sehat, aktif, dan berprestasi di bidang olahraga serta akademis,” kata Hadrian dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 20 Desember 2024, dikutip dari Antara.

Hadrian mengatakan, integrasi pendidikan jasmani, kesehatan, dan pendidikan olahraga merupakan hal penting untuk mencapai tujuan utama pendidikan, yaitu mencetak generasi muda yang unggul dan kompetitif.

”Media sosial dan gawai yang begitu digandrungi anak muda dapat mengurangi aktivitas fisik di kalangan generasi muda. Ini perlu ada upaya bersama untuk mendorong gaya hidup aktif untuk peserta didik,” ujarnya.

Namun, lanjut Hadrian, ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam implementasi program itu, di antaranya kurangnya jumlah guru olahraga, fasilitas olahraga yang memadai di satuan pendidikan dan minimnya anggaran untuk program layanan olahraga termasuk olahraga pendidikan.

”Saat ini hanya sekitar 12 persen dari lebih 439 ribu sekolah di Indonesia yang memiliki fasilitas olahraga yang cukup baik. Dampaknya peserta didik kurang mendapatkan aktivitas fisik atau olahraga,” katanya.

Dikatakannya, pendanaan dukungan olahraga yang bersumber dari APBN rata-rata hanya 0,065 persen dari APBN, sedangkan dari APBD rata-rata 0,16 persen berdasarkan sampel beberapa provinsi.

Secara persentase, dia menilai angka tersebut masih sangat minim untuk menyentuh 53,14 juta peserta didik, serta melakukan pembinaan untuk mencetak atlet berprestasi dari usia dini.

Untuk itu, dia merekomendasikan agar olahraga pendidikan diberdayakan secara optimal dalam mendukung pembangunan kualitas sumber daya manusia Indonesia Unggul dan menjadikan olahraga sebagai pendidikan menyeluruh, tidak hanya sebagai pelengkap.

Selain itu, tambahnya, diperlukan sinkronisasi dan sinergitas antara UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan dengan UU Sisdiknas dan penyesuaian peraturan turunannya dalam hal peningkatan kuantitas dan kualitas guru olahraga, serta standardisasi sarana dan prasarana olahraga pendidikan di sekolah, sesuai dengan tingkatan satuan pendidikan.

“Pemerintah perlu memperkuat ketersediaan fasilitas olahraga di sekolah dan tiap satuan pendidikan, serta pelatihan bagi guru olahraga untuk menerapkan aktifitas olahraga yang sesuai sehingga mendukung pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Olahraga,” pungkas Hadrian.

Presiden Beri Sinyal Hijau

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memberi sinyal hijau adanya penambahan jam olahraga di sekolah-sekolah sebagai bagian dari program Gerakan Indonesia Bugar.

Persetujuan ini disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, usai rapat bersama para menteri terkait dan Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, 9 Desember 2024.

Dito menjelaskan, penambahan jam olahraga di sekolah merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kebugaran siswa.

“Presiden memantau update perkembangan yang dijalankan Kemenpora, khususnya, ini kita akan meluncurkan Gerakan Indonesia Bugar, Ayo Gerak, bersama Kementerian Pendidikan,” ungkap Dito di Kompleks Istana Kepresidenan, dilansir dari Kompas.id.

Dito menuturkan, kebijakan ini mencakup penambahan jam olahraga, jam gerak, ekstrakurikuler olahraga, dan pengembalian gerakan dasar senam.

“Pak Presiden sangat menginginkan hal itu,” imbuhnya.

Program ini bertujuan untuk membentuk bibit-bibit atlet sejak dini, mulai dari tingkat pendidikan yang paling bawah.

Dito juga mengungkapkan, senam-senam yang akan diterapkan akan dipadukan dengan kebutuhan dasar senam gimnastik.

“Dengan begitu, program ini sedikit banyak berkontribusi membentuk bibit-bibit atlet sejak dini,” jelasnya.

Dia menambahkan, Presiden Prabowo menginginkan agar jam olahraga di setiap sekolah mencapai minimal satu jam per hari.

“Tadi Bapak Presiden bahkan menginginkan per hari minimal bisa satu jam targetnya, tapi akan kita lakukan secara bertahap. (Fokusnya) Pertama ini adalah olahraga dasar, bagaimana senam, gimnastik, atletik. Nantinya itu akan menjadi pembentukan form fisik untuk potensi atlet lainnya,” pungkas Dito. (des)***