Lakukan Langkah Ini Agar Anak Terhindar dari Pelecehan Seksual

083779700 1553754939 kenny krosky 788248 unsplash
Pendidikan seksual pada anak harus dilakukan sejak anak bayi, (Ilustrasi: Kenny Krosky on Unsplash).

ZONALITERASI.ID – Pendidikan seksual pada anak harus dilakukan sejak anak bayi. Dimulai dari menyampaikan anggota tubuh dengan benar. Langkah itu untuk mencegah agar anak terhindar dari pelecehan seksual.

“Pendidikan seksualitas pada anak memang harus dimulai dari usia dini. Dimulai dari usia 0-2 tahun. Kita sebagai orang tua harus menyampaikan dengan benar anggota- anggota tubuh anak sesuai dengan nama aslinya dan tidak memakai nama- nama kiasan,” kata psikolog Anna Surti Ariani, nama aslinya dan tidak memakai nama- nama kiasan,” kata Anna, dikutip dari Liputan6.com, Selasa, 26 September  2023.

Menurut Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia wilayah Jakarta ini, dengan memberi tahu nama asli dari anggota tubuh, anak nantinya dapat dengan mudah memberikan laporan kepada orang tua jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.

Setelah di atas dua tahun, lanjut Anna, ajarkan anak untuk bisa menghargai tubuhnya sendiri dimulai dari hal sederhana membiasakan anak mengganti baju di tempat yang tertutup.

“Ini sering terjadi nih di tempat liburan, misalnya lagi di pantai terus mau mandi. Anaknya disuruh buka baju di tempat umum, terus akhirnya dilihat semua orang saat mandi. Ini bisa membuat anak tidak biasa untuk menghargai tubuhnya,” tuturnya.

“Jadi ajari anak untuk menghargai tubuhnya dan salah satu caranya membiasakan diri ganti baju di tempat tertutup,” tambahnya.

Selain itu, anak juga wajib diajarkan mengenai pemahaman sentuhan yang baik dan buruk. Berikan pemahaman kepada anak bahwa hanya orang tua atau pengasuh yang boleh memegang atau menyentuhnya. Itu pun hanya dalam kondisi pengasuh sedang meladeni anak.

“Ajarkan anak juga untuk berani memberitahukan hal- hal yang tidak nyaman kepada orang tuanya. Orangtua harus membiasakan diri menerima laporan anaknya dan harus bisa menyamankan bagi anaknya,” katanya.

Anna menambahkan, orangtua bisa menggunakan metode roleplay atau bermain peran sehingga anak mengerti dengan lebih mudah mengambil keputusan jika ada kondisi- kondisi yang tidak menguntungkan. Misalnya orangtua bisa mengajak anak berperan jika tiba- tiba ada orang asing yang memegang badan anak maka anak harus melaporkan ke orang tua atau segera mencari pertolongan ke orang lain. (haf)***