ZONALITERASI.ID – Mata pelajaran coding dan Artificial Intelligence (AI) tidak akan diterapkan mulai kelas 1 SD. Kemungkinan coding akan dijadikan mata pelajaran pilihan mulai kelas 4, 5, atau 6 SD.
“Coding untuk SD itu tidak untuk mulai kelas 1 ya. Mungkin nanti mulai kelas 4 atau kelas 5 atau kelas 6 gitu. Dan itu juga mata pelajaran pilihan, bukan mata pelajaran wajib,” Mendikdasmen Abdul Mu’ti, dalam kunjungannya di PP Muhammadiyah, Kota Jogja, Rabu, 13 November 2024, dikutip dari Detikjogja.com.
Diketahui, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan menjadikan coding dan Artificial Intelligence (AI) sebagai mata pelajaran pilihan. Kedua mata pelajaran yang Kedua mata pelajaran tersebut akan diajarkan pada jenjang SD dan SMP ini akan diterapkan pada pembaruan kurikulum mendatang.
“Kami sampaikan dalam rencana kami untuk pembaruan kurikulum yang akan datang itu akan menambahkan mata pelajaran artificial intelligence (AI) dan coding,” kata Mendikdasmen pada acara Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan, Senin, 11 November 2024.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen, Yudhistira Nugraha, mengatakan, terkait mata pelajaran coding dan AI, Kemendikdasmen tidak hanya mempersiapkan sarana dan prasarana, melainkan pengembangan kompetensi guru sebagai tenaga pengajar juga diperhatikan.
Yudhistira menuturkan, pelatihan tentang coding dan AI untuk guru nantinya tidak hanya bersifat daring (online).
“Pelatihan-pelatihan ini tidak mungkin hanya sebatas online. Kita ingin memastikan bahwa guru itu paham, guru itu mengerti (tentang coding dan AI),” kata Yudhistira di acara Lokakarya Hasil Studi Riset Persepsi Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Digital Sebagai Alat Bantu Pembelajaran oleh Enuma di Artotel Gelora Senayan, Jakarta, Kamis, 14 November 2024, dilasir dari Detik.com
Selain pelatihan daring, lanjutnya, guru juga dapat melakukan pengembangan kompetensi di berbagai tempat. Namun, metode pengembangnnya masih dalam penggodokan di kementerian.
“Nanti kita akan coba lagi diskusikan pengembangan metodenya seperti apa, karena kalau hanya belajar online (guru) tidak punya feelnya ya,” ujar Yudhistira.
Ia menambhkan, Kemendikdasmen yakin pada dasarnya setiap guru mempunyai pengetahuan mendasar dan pengalaman berbeda. Keragaman ini dapat ditularkan ke guru lainnya sehingga saling mendapatkan pembelajaran.
“(metodenya) Mungkin bagaimana antara saling guru bisa learning best from the teacher. Bisa belajar antara satu guru dan guru lainnya,” ucap Yudhistira. (des)***