Mengintip Proses Adaptasi Pembelajaran Hibrid di UIN Bandung

f892e180 2247 40f9 8405 0227c6fe45e4
Talkshow MY ILKOM edisi ke 10, Jumat (26/11/2021) malam. Acara ini diselenggarakan Korps Protokoler Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (Foto: Humas UIN Bandung).

ZONALITERASI.ID – Korps Protokoler Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung kembali menggelar acara talkshow MY ILKOM edisi ke 10, Jumat (26/11/2021) malam.

Talkshow dihadiri oleh dua narasumber yaitu Wakil Rektor I Bidang Akademik UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag. dan Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. H. Enjang AS., M.Ag., M.Si.

Percobaan pembelajaran secara hibrid atau yang disebut dengan istilah Perkuliahan Tatap Muka Terbatas (PTMT) telah dilaksanakan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah yang memperbolehkan adanya pembelajaran tatap muka secara terbatas pada daerah yang berada di zona level 2 COVID-19 dengan kapasitas 50%. Kota Bandung sendiri pada saat ini berada pada level tersebut, sehingga pihak UIN Sunan Gunung Djati bisa melakukan percobaan perkuliahan tatap muka terbatas ini.

Wakil Rektor I Bidang Akademik UIN Bandung, Prof. Rosihon Anwar, mengatakan, percobaan perkuliahan tatap muka terbatas ini hanyalah sebuah percobaan bukan keharusan.

Menurutnya, yang bisa mendaftar untuk mengikuti percobaan ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang melakukan bimbingan, mahasiswa yang memiliki beberapa penyelesaian kegiatan seperti penyelesaian di Laboratorium Terpadu dan untuk mahasiswa angkatan 2020/2021 saja.

“Dari 250 ruangan kelas yanga ada, pihak universitas telah menyiapkan sebanyak 100 ruangan yang telah dilengkapi dengan berbagai macam kebutuhan untuk menunjang perkuliahan tatap muka terbatas ini,” sebutnya.

Tidak hanya itu saja, Rosihon menyampaikan persiapan lainnya juga dilakukan oleh pihak universitas, seperti membuat gugus tugas PTMT ini yang diketuai oleh Wakil Rektor III.

“Hal yang penting dalam tahap persiapan PTMT ini adalah koordinasi dengan klinik UIN Sunan Gunung Dajti Bandung, Puskesmas dan Satgas COVID-19. Sebagai tindak lanjutnya, maka setiap Fakultas harus membuat laporan secara berkala mengenai kondisi serta situasi yang terjadi guna mencegah hal-hal yang tidak di inginkan,” terangnya.

Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Enjang AS., mengatakan, tiga hari sebelum kegiatan PTMT ini ada beberapa persiapan yang harus dilakukan secara ekstra seperti pembuatan jadwal, sosialisasi kepada mahasiswa serta dosen dan persiapan lainnya seperti persiapan ruangan, persiapan protokol kesehatan serta alat pembelajaran yang akan digunakan.

“Di Fakultas Dakwah dan Komunikasi sendiri, perkuliahan dilakukan di dua tempat yakni di gedung Laboratorium dan Aula. Hal ini tentunya disesuaikan dengan jaringan internet dimana dua ruangan ini memiliki jaringan internet yang cukup stabil,” jelasnya.

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran hybrid ini sangat penting untuk dilakukan karena setelah adanya pandemi COVID-19 ini banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi dan salah satunya adalah perihal pembelajaran mahasiswa.

“Penelitian tersebut menyatakan bahwa 52% mahasiswa berharap agar perkuliahan dilakukan secara offline namun sebanyak 42% mahasiswa menginginkan bahwa perkuliahan dilakukan secara online. Maka pembelajaran hybrid menjadi pertemuan dari masalah tersebut, sehingga dari percobaan ini nantinya akan terjadi peningkatan teknologi dalam dunia perkuliahan,” paparnya.

“Salah satu keuntungan lainnya dari percobaan perkuliahan tatap muka terbatas ini adalah adanya adaptasi terhadap kebiasaan baru. Percobaan ini tidak ada ruginya selama dinilai sebagai sebuah ibadah,” pungkas Enjang. (des)***