Menyibak Tirai Kegelapan Seksualitas Perempuan Muslim dalam Perkawinan

ringkasan buku seksualitas
Fakultas Ushuluddin UIN Bandung bekerja sama dengan Rahima menggelar Launching dan Bedah Buku “Islam, Women’s Sexuality, and Patriarchy in Indonesia: Silent Desire”, (Foto: Istimewa).

ZONALITERASI.ID – Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung bekerja sama dengan Rahima, Pusat Pendidikan dan Informasi Islam dan Hak-Hak Perempuan, menggelar Launching dan Bedah Buku “Islam, Women’s Sexuality, and Patriarchy in Indonesia: Silent Desire”.

Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Bandung, Irma Riyani, Ph.D., merupakan penulis buku setebal 256 halaman dengan ISBN 9780367487515 ini. Buku ini diterbitkan oleh Routledge, anak perusahaan Taylor & Francis Group, penerbit multinasional Britania Raya.

Tampil sebagai pengantar acara ini, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Bandung, Dr. Wahyudin Darmalaksana, M. Ag.; Prof. Nina Nurmila, Ph.D., penulis buku Women, Islam, and Everyday Life: Renegotiating Polygamy in Indonesia; dan Pera Sopariyanti, S.Pd.I., Direktur Rahima, Pusat Pendidikan Islam dan Informasi Islam dan Hak-Hak perempuan.

Hadir pula para pembahas yakni Kamala Chandrakirana, M.A., Pakar Independen Hak-Hak Perempuan dan HAM; Prof. Euis Nurlaelawati, Ph.D., Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Keluarga, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta; dan Dr. Faqihuddin Abdul Kodir, Fahmina Institute.

Acara dipandu Ketua Jurusan Akidah dan Filsafat Islam, Dr. Neng Hannah, M.Ag. dan diikuti sekitar 200 peserta yang berlangsung virtual dari Studio Ushuluddin, Jalan A.H. Nasution 105 Bandung, beberapa waktu lalu.

Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Bandung, Wahyudin Darmalaksana, sangat mengapresiasi hadirnya buku ini terutama karena ditulis oleh salah satu dosen Fakultas Ushuluddin yaitu Irma Riyani dan bisa ikut membawa harum Lembaga.

“Lembaga belum bisa memberikan apresiasi selayaknya untuk setiap karya dosen-dosen yang mengglobal ini. Pesan saya agar apa yang telah dihasilkan Bu Irma sebagai penulis buku ini, dapat ditularkan kepada para sesama dosen lainnya juga para mahasiswa,” tuturnya.

Direktur Perkumpulan Rahima, Pera Sopariyanti, mengapresiasi acara ini dan menjelaskan tentang pentingnya memberikan pemahaman seksualitas yang seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Relasi Seksual

Dalam pengantarnya, Prof. Nina Nurmila menyampaikan tentang pengalamannya dalam menulis buku yang diterbitkan di Routledge juga yang berjudul Women, Islam and Everyday life: Renegotiating Polygamy in Indonesia.

Ia menguraikan tentang proses penelitian yang dilakukan berkaitan dengan seksualitas di Indonesia yang dianggap tabu sampai dengan proses bagaimana bisa terbit di Routledge.

Menurutnya, buku ini menjelaskan argument utama bahwa teks-teks agama mempengaruhi relasi seksual dalam perkawinan antara istri dan suami. Kebanyakan perempuan menganggap bahwa relasi seksual dalam pernikahan adalah kewajibannya dan hak suami, sehingga konsekuensinya adalah mereka focus pada melayani dan memuaskan seks suami.

“Seksualitasnya sendiri terabaikan dan tidak diperhatikan; berkaitan dengan seksual preferencenya. Teks-teks agama, budaya, dan aturan-aturan negara ikut melanggengkan pemahaman ini. Padahal baik suami maupun istri sama-sama memiliki hak-hak seksual yang sama dalam pernikahan,” terangnya.

Pakar independent hak-hak perempuan dan HAM yang juga Pembina Rahima, Kamala Chandrakirana, menyatakan, buku yang ditulis oleh Irma ini sebagaimana R.A. Kartini pada zamannya, telah menyibak sebuah tirai penutup untuk membawa terang pada kegelapan – dalam hal ini kegelapan tentang seksualitas perempuan Muslim dalam perkawinan.

“Anak judul buku Irma ini, silent desire (hasrat yang terbungkam), menggambarkan semangat yang sama antara Irma dan Kartini pada jamannya masing-masing untuk memecah kebisuan yang menyejarah,” tuturnya.

Bagi Kamala, buku ini tentang seksualitas sebagai konstruksi sosial, sumber-sumber pengetahuan seksual, dan selain mengemukakan tentang seksualitas sebagai kewajiban, buku ini juga menjelaskan seks sebagai hak perempuan.

“Pengalaman-pengalaman perempuan yang mampu bernegosiasi bahwa seks dalam rumah tangga juga sebagai hak perempuan menjadi penting untuk pengakuan atas seksualitas perempuan di masyarakat,” cetusnya.

Kaya Data

Sementara Guru Besar Ilmu Hukum Keluarga UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Prof. Euis Nurlaelawati, menjelaskan, buku karya Irma ini ditulis dengan sangat baik, datanya kaya, dan mengisi celah penelitian yang masih jarang dilakukan. Buku ini memaparkan seksualitas secara umum mulai dari perilaku seksual juga berkaitan dengan reproduksi dan hubungannya dengan seksualitas. Buku ini juga secara detail menjelaskan hubungan perilaku seksual dengan budaya.

“Saran saya untuk buku ini agar mensosialisasikan kesetaraan pada laki-laki agar relasinya tidak timpang,” tegasnya.

Faqihuddin Abdul Kodir dari Fahmina Institute, menyarankan untuk melakukan counter narasi atas teks-teks tentang seksualitas yang memojokkan perempuan dengan teks-teks yang menghargai posisi perempuan dalam aspek seksualitas.

“Justru teks-teks yang positif terhadap seksualitas perempuan ini banyak sebenarnya tetapi sangat jarang dikutip dan disebarkan. Maka sudah saatnya menyebarkan teks-teks yang positif bagi posisi perempuan dalam Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin,” terangnya. (des)***