Meriahnya ‘Pekan Bahasa Sunda SMA YAS Bandung’

WhatsApp Image 2022 02 16 at 18.07.02
'Nobar dan Diskusi Film Preserving The Seke' menjadi materi pembukaan 'Pekan Bahasa Sunda SMA YAS Bandung', Rabu, 16 Februari 2022, (Foto: Istimewa).

ZONALITERASI.ID – ‘Pekan Bahasa Sunda SMA YAS Bandung’ digelar pada 16 sampai 22 Februari 2022.

Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati ‘Hari Basa Indung Sadunya’ ini, berlangsung di kampus SMA YAS, Jalan P.H.H. Mustofa, Bandung.

Kepala SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS), Wahyo, S.I.P., M.M.Pd, mengungkapkan, ada beragam kegiatan yang dilaksanakan dalam acara ini.

Saat pembukaan kegiatan, Rabu, 16 Februari 2022, dihelat ‘Nobar dan Diskusi Film Preserving The Seke’. Pembicara yang tampil yaitu Irwan Zabonk (Sineas, Sutradara Film) dan Yadi Black (Ketua Komunitas CAI/Cinta Alam Indonesia).

Selanjutnya, pada 17-22 Februari diselenggarakan beragam lomba bertajuk ‘Pasanggiri Basa Sunda’ dengan peserta siswa dan siswi SMA YAS Bandung.

Adapun lomba yang dilaksanakan yaitu Biantara, Maca Warta, Ngadongeng, Tarucing Cakra, Pupuh Balakbak, dan Sajak.

“Kami mendorong siswa kelas X, XI, dan XII SMA YAS agar belajar mengikuti lomba. Siswa harus tahu bagaimana pengalaman mengikuti lomba. Yang lebih utama, melalui keikutsertaan siswa dalam lomba, kepercayaan diri mereka bisa muncul,” kata Wahyo, saat pembukaan kegiatan.

Ia menambahkan, pada puncak acara, Selasa, 22 Februari 2022, digelar Kajian Budaya, Bewara Pinunjul Pasanggiri, Pintonan Monolog, dan Penutupan Kegiatan.

“Semoga keluarga besar SMA YAS merasakan manfaat dari kegiatan ini. Ke depan, sekolah ini terus maju dan berkembang,” pungkasnya.

Sementara Sekretaris Yayasan Atikan Sunda, Pepep Rohayat, S.Kom., mengapresiasi digelarnya kegiatan ini.

Menurutnya, di tengah perkembangan saat ini, kita harus memiliki visi dalam ngamumule (melestarikan) bahasa Sunda.

“Peringatan ‘Hari Basa Indung Sadunya’ ini bukan sekadar mieling (memperinti) saja. Namun, harus ada follow up-nya. Salah satunya yaitu makin tertanamkannya tata krama dalam diri siswa,” ujarnya.

“Saat siswa berinteraksi dengan keluarga besar sekolah misalnya, tata krama siswa harus lebih baik lagi. Jangan sampai terdengar ada kata-kata yang tak patut, yang melanggar tata krama dan sopan santun,” pungkas Pepep. (des)***