ZONALITERASI.ID – Ternyata di Kabupaten Pangandaran pernah berdiri pabrik sereh yang mendunia. Tepatnya di Dusun Pasir Kored, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pangandaran, jejak berdirinya pabrik bergaya China dan Belanda masih terlihat.
Sisa pabrik yang berdiri di tengah hutan ini antara lain berupa bangunan cerobong setinggi 6 meter. Kendati tertutup rerumputan dan berlumut, cerobong pabrik tetap berdiri tegak di antara pepohonan.
Pabrik ini menjadi tempat kegiatan industri sabun cuci yang bernama Cap Salaman. Sabun ini terbuat dari daun sereh.
“Yang tersisa dari bangunan pabrik ini hanya cerobong asap. Jika semua bangunan utuh berdiri, mungkin usianya 1 abad. Pabrik ini dimiliki seorang warga Belanda bernama Keple dan Alim Shiang, asal China. Pabrik sereh itu dibangun pada 1920-an,” kata tokoh Masyarakat Sidomulyo Soleh (84), dilansir dari Detikjabar, Jumat, 15 Desember 2023.
Menurut Soleh, saat pabrik sereh berdiri dia berusia 6 tahun. Ayahanda Soleh bekerja sebagai kuli di pabrik itu.
“Waktu itu bapak saya menjadi petani daun sereh yang menanam hingga panen untuk diserahkan ke pabrik sabun tersebut. Almarhum bapak dulu bercerita ikut membangun pabrik sereh itu bersama warga lainnya,” jelas Soleh.
“Pabrik sereh itu dibangunnya secara swadaya oleh warga Sidomulyo dengan bantuan alat bawaan dari China. Meskipun swadaya, bapak dulu cerita bos pabrik sereh itu saat pembangunan para kuli bangunan seharinya dibayar 2 ketip atau 5 sen,” sambungnya.
Dibangun Selama 3 Bulan
Soleh menyebutkan, pabrik yang dibangun di atas tanah rakyat seluas 100 bata itu dibangun selama 3 bulan. Butuh waktu setahun hingga pabrik sereh itu selesai dibangun.
“Bahan material untuk mendirikan pabrik antara lain besi, batu bata merah, dan campuran tulang segala rupa hewan. Dulu cara penjajah menurunkan alat yang terbuat dari besi dibawa menggunakan pesawat terbang. Dengan cara dijatuhkan di area pabrik menggunakan tambang,” ujar Soleh.
Setelah bangunan pabrik sereh berdiri, pemilik sengaja mendatangkan banyak pekerja dari China sementara warga sekitar dipekerjakan untuk menggarap lahan kebun pohon sereh seluas 9 hektare.
“Penduduk lokal mah hanya menggarap kebun dan memetik daun sereh yang diserahkan ke pabrik,” katanya.
Bertahan 20 Tahun
Pabrik sereh di Dusun Pasir Kored, Desa Sidomulyo bertahan selama 20 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia. Kualitas sabun cuci yang dihasilkan cukup tersohor hingga mancanegara.
“Awal berhentinya pabrik sereh itu terjadi setelah Indonesia merdeka tahun 1945. Pabrik itu ditinggalkan para pegawai dan termasuk bosnya, sehingga terbengkalai. Saat itu warga tidak berani untuk meneruskan,” kata Soleh.
Soleh menuturkan, setelah ditinggalkan dan terbengkalai pabrik sereh itu rusak dengan sendirinya dan hanya tersisa sebuah cerobong.
“Cerobong itu saksi bisu pernah berdirinya industri sabun di Pangandaran yang berasal dari daun sereh. Padahal saat ini pun banyak tersedia di sini, tapi belum ada yang bisa memanfaatkan. Hanya kalau menjadi bumbu rempah nasi liwet sangat enak,” katanya. (des)***