ZONALITERASI.ID – Aktris, Natasha Wilona, melihat, sistem pendidikan tinggi di Indonesia saat ini cukup baik dilihat dari biaya dan proses waktunya.
Kata model berparas cantik itu, biaya kuliah di Indonesia masih relatif terjangkau jika dibandingkan dengan biaya kuliah di luar negeri, terutama kampus favorit.
“Untuk biaya masih terjangkau, jauh dibandingkan negara lain yang sudah maju dan universitasnya terkenal. Biaya kuliah di Indonesia masih sesuailah,” kata Natasha, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan, mengenai waktu kuliah, itu bergantung dari jurusan atau prodi dipilih. Jika seseorang sudah menentukan pilihan, seharusnya dia memfokuskan diri mempelajari semua mata kuliah di jurusan tersebut dan menyediakan waktu agar dapat menempuh studi sesuai jadwalnya.
Namun, lanjutnya, setiap jurusan mempunyai jadwal tidak sama berdasarkan programnya masing-masing. Maka dari itu, mahasiswanya yang mesti menyesuaikan diri.
“Orang yang serius dan suka dengan kuliah itu pasti akan lebih banyak meluangkan waktu. Kalau jam harusnya fleksibel, setiap jurusan punya jam yang beda-beda,” ujarnya.
Meski begitu, Natasha mengaku, jurusan atau program studi yang disediakan perguruan tinggi di Indonesia belum mencukupi kebutuhan para calon mahasiswa dan dunia kerja saat ini. Misalnya program studi kekinian yang berhubungan dengan media sosial.
“Belum selengkap yang di luar negeri. Ada beberapa yang belum tersedia. Yang belum ada berhubungan dengan sosial media, tapi lapangan kerjanya masih sedikit,” tutur dia.
Soal peluang kerja, Natasha menilai, sebenarnya sekarang ini kesempatannya sudah cukup banyak. Masalahnya ada pada kurangnya tenaga ahli di bidangnya masing-masing sehingga saat suatu perusahaan membuka lowongan kerja, sulit mendapatkan orang yang cocok untuk diterima.
Dia mencontohkan, dari pemberitaan di media massa, ketika seorang pengusaha sampai harus bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja karena susahnya mencari orang yang bisa bekerja sesuai lowongan yang tersedia.
“Sebenarnya banyak lowongan kerja, tapi mungkin kita kekurangan tenaga ahli, orang yang benar-benar berminat untuk bekerja, yang punya etos kerja tinggi,” ungkapnya.
Selain pendidikan, bagi Natasha, pola pikir seseorang juga menentukan kesempatannya memperoleh pekerjaan, baik pada masa sekarang maupun akan datang.
“Itu kembali lagi ke mindset, bukan cuma pendidikan. Mereka harus punya semangat hidup dan kerja yang tinggi. Jadi di masa sekarang dan masa depan, peluang kerja itu kembali ke individu masing-masing,” pungkas Natasha. (des)***