Pendidikan Keluarga

Oleh Suryatno Suharma

FOTO ARTIKEL 5
Suryatno Suharma, (Foto: Dok. Pribadi).

INGAT pendidikan seumur hidup. Ingat pula pendidikan untuk semua. Artinya, kita tak bisa lepas dari dunia pendidikan, karena semua adalah proses serta berkelanjutan. Banyak ilmu yang kita kuasai, semakin banyak pula yang belum dan ingin kita ketahui. Maka berbahagialah saat kita hidup dalam tolabul ilmi.

Masih soal pendidikan yang kita butuhkan. Terutama di era serba canggih seperti sekarang ini. Semakin banyak persoalan yang dihadapi. Sejak kenakalan remaja, kepedihan ekonomi orang dewasa, korupsi, narkoba, serta kriminal lainnya. Semua harus kita hadapi secara cermat.

Jika saja orang membatasi diri dengan belajar di kelas saja. Tolabul ilmi hanya di sekolah atau madrasah saja. Rasanya jauh dari harapan penguasaan ilmu. Belum lagi cara kita mengaplikasikannya dalam kehidupan keseharian. Ada persoalan besar yang seyogyanya kita sadari bersama. Pendidikan keluarga sepatutnya jadi idola serius. Keteladanan di rumah amat penting karena anak usia emas ada di sana. Pola asuh yang tepat akan jadi modal awal bagi semua.

Jangan pandang enteng peran ayah dan ibu. Anggota keluarga harus senantiasa menjaga keharmonisan selama tolabul ilmi. Mengawali dengan niat baik tak cukup, karena perlu pelaksanaan yang baik pula. Lalu kebaikan itu kita sebar ke semua arah. Maka yakinlah hasilnya akan baik pula.

Persoalannya, bagaimana kepedulian kita pada dunia pendidikan? Atau …

Sepintas kita simak kehidupan masa kini. Batas pikir dan rasa tak jauh dari finansial. Lalu, berbahagia menggunakan materi tanpa melihat ke depan secara utuh. Benarkah hidup hanya kini dan wajib happy?

Ada kriteria penting manakala hidup dijadikan peluang demi masa depan. Hindari nikmat sesaat dan sifat bangga hanya karena materi atau lahiriah. Jangan anggap hidup itu terukur oleh fisik belaka. Sukses bukan pangkat atau jabatan dan kekayaan. Hidup adalah manfaat dan berkah dalam keihklasan.

Begitu seharusnya. Karena hidup adalah keutuhan lahir serta batin. Hidup adalah itikad yang ditindaklanjuti dengan tingkah. Perilaku akan mencerminkan keikhlasan sebenarnya. Bukan pura-pura atau formalitas. Begitu pun ibadah dan tolabul ilmi. Semua mutlak baik dan ikhlas, karena hidup sejatinya ibadah itu sendiri.

Semoga, keluarga kita jadi cermin kehidupan yang penuh keteladanan bagi semua. Pendidikan untuk semua seyogyanya menjadi tanggung jawab semua pula

Sederhananya, persoalan kriminal, korupsi, kenakalan, narkoba menjadi konsen setiap keluarga.

Mari!***

Suryatno Suharma, alumni Jurusan Pendidikan Basa & Sastra Sunda FPBS IKIP Bandung (UPI). Kini mengelola Yayasan Insan Basajan di Cihideung, Parongpong, Bandung Barat.