Pentingnya Kolaborasi Lintas Agama

Oleh Rohidin, S.H., M.H., M.Si. 

WhatsApp Image 2025 01 30 at 09.33.35
Rohidin, S.H., M.H., M.Si.. (Foto: Dok. Pribadi)

SAYA, Sultan Patrakusumah VIII, dan sekaligus Trust of Guarantee Phoenix Ina 18, memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Asia Pacific Chaplaincy Symposium (APCS) 2025 yang digelar di Hotel Pullman Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Forum internasional berupa siposium ini digelar selama dua hari (27 s.d. 29 Januari 2025) dan dibuka secara resmi oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madiateni Erwin S. Aldeh Dharma. Kebetulan, pada hari itu, saya hadir sebagai tamu undangan dari simposium yang dihadiri tamu dari berbagai negara. Bagi saya acara ini luar biasa, dan penuh makna!

Simposium yang mengusung tema Fostering Peace and Unity Through Interfaith Collaboration in the World, mengisyaratkan kesepakatan tekad untuk mempererat hubungan antarnegara melalui pemahaman lintas agama. Dalam acara tersebut keakraban nan penuh kekeluargaan nampak terpancar dari raut wajah para peserta. Mereka dengan penuh keceriaan juga keseriusan berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait pelayanan rohani di lingkungan militer dan sipil. Terpenting lagi, dalam simposium yang digelar di Kota Hujan, Bogor, Indonesia berhasil merumuskan solusi konkret untuk perdamaian global melalui pendekatan spiritual.

Saya, Sultan Patrakusumah VIII dalam tulisan ini menyampaikan ucapan selamat atas terselenggaranya APCS 2025. Dalam pandangan saya kolaborasi lintas agama menjadi pilar utama dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan. Untuk itu, melalui kolom opini ini saya menekankan betapa pentingnya kerja sama antarnegara untuk mengatasi tantangan global yang semakin kompleks. Dengan upaya ini, kolaborasi lintas agama diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi stabilitas dunia.

Hal ini pun dalam pandangan saya sejalan dengan pemikiran Kepala Staf Angkatan Laut melalui Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madiateni Erwin S. Aldeh Dharma berkomitmen mendukung perdamaian dunia dan stabilitas kawasan. Ia menyatakan bahwa TNI AL tidak hanya berfokus pada tugas-tugas militer, tetapi juga menjalin diplomasi erat dengan Kementerian Luar Negeri untuk menjaga stabilitas kawasan. Pendekatan holistik dalam pembangunan mental dan spiritual prajurit merupakan kunci bagi terciptanya prajurit profesional, berintegritas, dan senantiasa menjalin diplomasi internasional untuk mendukung perdamaian dunia. Dengan demikian, diplomasi yang dijalankan memberikan kontribusi besar terhadap perdamaian dunia.

Dalam konteks APCS 2025 yang baru digelar ini, diplomasi para peserta diwujudkan dalam bentuk dialog antarnegara peserta. Dialog berfokus pada isu-isu spiritual dan kemanusiaan. Simposium juga memberikan ruang bagi peserta untuk memahami peran penting pelayanan rohani dalam mendukung operasi militer, baik di masa damai maupun saat konflik. APCS 2025 mendapat apresiasi tinggi dari berbagai pihak. Para peserta dari bebagai negara menyepakati jika forum ini dijadikan momentum penting untuk memperkuat hubungan lintas negara melalui dialog spiritual yang dapat menciptakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kolaborasi lintas agama.

Saya, sebagai salah satu peserta simpusium pada prinsipnya mencatat bahkan berharap bahwa hasil APCS 2025 dapat menjadi landasan penting dan perlu mengimplementasikannya secara konkret di tingkat global. Sehingga, buah pikiran dari simposim ini mampu menginspirasi para pemimpin dunia wabil khusus institusi militer lainnya untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam membangun stabilitas global. Forum yang diselenggarakan TNI Angkatan Laut, menunjukkan peran militer tidak hanya sebatas menjaga keamanan, tetapi sebagai katalisator perdamaian dunia. Setidaknya ada dua gagasan penting yang ditelurkan di forom APCS 2025 di Bogor. Pertama APCS, menjadi bukti nyata bahwa pendekatan spiritual dapat menjadi solusi untuk tantangan global yang kompleks. Kedua, kolaborasi lintas agama memiliki potensi besar dalam menciptakan harmoni dan perdamaian dunia.  ***

Rohidin, S.H., M.H., M.Si.,  Sultan Patrakusumah VIII Trust of Guarantee Phoenix Ina 18.