Poltekesos Bandung – Tanoto Foundation Kerja Sama Turunkan Stunting

head of early childhood education and development eced tanoto 211223140255 284
Head of ECED Tanoto Foundation, Eddy Henry dan Direktur Poltekesos, Marjuki saat Serah Terima Capaian Kerjasama Program Penurunan Pencegahan Stunting, di Kampus Poltekesos, Jalan Ir Djuanda, Kota Bandung, Rabu (22/12/2021), (Foto: Istimewa).


ZONALITERASI – Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung bersinergi dengan Tanoto Foundation melalui program kerja sama bertajuk “Program Penurunan Pencegahan Stunting”.

Hasil kerja sama yang dilakukan sejak tahun 2020 itu, berupa terbitnya kurikulum, panduan pelaksanaan praktikum pekerja sosial, modul pengabdian masyarakat, serta model aksi pengubahan perilaku cegah stunting.

“Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah bekerja sama dengan perguruan tinggi. Karena, kampus bisa menghasilkan riset terkait stunting. Riset ini, akan memberi gambaran konkret tentang kondisi di masyarakat. Kampus juga bisa menjadi tenaga penyuluh ke masyarakat,” kata Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry, usai serah terima capaian Kerja sama Program Penurunan Pencegahan Stunting ke Poltekesos Bandung Jalan Ir Djuanda, Kota Bandung, Rabu (22/12/2021).

Sementara Direktur Poltekesos, Marjuki, mengatakan, kerja sama Poltekesos dengan Tanoto Foundation tidak hanya menghasilkan sebuah modul perubahan perilaku cegah stunting. Tapi merupakan stimulan bagi lahirnya penelitian dan praktikum mahasiswa yang membahas isu pencegahan stunting.

“Apa yang dihasilkan dari kerja sama ini akan terus berkembang sesuai dengan peran Tri Dharma Perguruan Tinggi kampus kami,” katanya.

Menurut Marjuki, salah satu upaya untuk percepatan penurunan prevalensi stunting diperlukan perubahan perilaku masyarakat ke arah yang positif. Dalam upaya perubahan perilaku tersebut, salah satu pemangku kepentingan adalah Perguruan Tinggi dengan para Akademisi yang mampu memahami masalah secara utuh, baik teoritis maupun praktis.

“Perguruan tinggi yang memiliki kewajiban menyelenggarakan Tri Dharma bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat merupakan pemangku kepentingan yang strategis dalam upaya perubahan perilaku pencegahan stunting,” imbuhnya.

Diketahui, sekitar 6,5 juta anak di Indonesia saat ini masih dalam kategori stunting. Data tersebut, angka sebelum pandemi (2019). Sehingga, diperkirakan akan semakin meningkat jika tak ada upaya serius oleh semua pihak baik pemerintah, masyarakat, dan elemen lainnya. (haf)***