ZONALITERASI.ID – Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) Cimahi siap mencetak generasi pemimpin bangsa melalui penerimaan mahasiswa baru (PMB) Unjani 2022. Terlebih selama ini Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unjani banyak mencetak alumni-alumni handal.
Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unjani Toto Kushartono, S.I.P., M.Si., mengatakan, selama ini Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unjani memang banyak mencetak para alumni handal yang berkiprah di berbagai bidang termasuk dalam bidang politik dan pemerintahan. Beberapa di antaranya ada yang telah menjadi anggota dewan di beberapa daerah provinsi serta kabupaten/kota.
“Seperti di DPRD Jabar itu ada 4 alumnus yang menjadi anggota dewan. Begitu juga di DPRD Cimahi dan DPRD daerah lainnya. Bahkan para alumnus kita pun ada yang menjadi elite di partai politik dan aktifis. Di samping itu, dalam bidang pemerintahan, alumni kita sudah banyak terserap menjadi ASN di berbagai instansi pemerintah baik di kementerian maupun pemerintah daerah,” jelas Toto.
Menurutnya, prestasi tersebut tidaklah lepas dari pola pembelajaran dan kurikulum yang diterapkan selama ini. Ditunjang dengan para dosen yang kompeten di bidangnya serta fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, menjadikan pembelajaran para mahasiswa menjadi lebih berkualitas.
Seperti halnya sarana perpustakaan dan ruang simulasi DPRD. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unjani memiliki perpustakaan yang terakreditasi dan buku penunjang perkuliahan yang cukup lengkap. Begitu juga dengan ruang simulasi DPRD. Dengan fasilitas itu maka para mahasiswa bisa melaksanakan praktek tata cara persidangan di DPRD ataupun pembuatan peraturan perundang undangan daerah secara berkala.
Tidak hanya itu saja, lanjutnya, para mahasiswa bisa mendapatkan pembelajaran langsung dari para alumnus yang telah menjadi anggota DPRD, melalui perkuliahan atau kuliah umum.
“Banyak alumnus kita yang menjadi anggota dewan DPRD jadi mereka kita undang untuk memberikan pencerahan kepada para mahasiswa,” jelasnya
Toto mengungkapkan, tidak hanya simulasi persidangan DPRD saja, para mahasiswa belajar melalui simulasi penanganan bencana. Hal itu seiring dengan mata kuliah manajemen bencana yang dipelajari mahasiswa.
“Bahkan ada simulasi layanan publik, di mana dengan simulasi ini mahasiswa menjadi paham bagaimana cara kerja dari aparatur negara,” jelasnya.
Bahkan yang lebih menarik adalah adanya praktek kepemimpinan. Sehingga para mahasiswa bisa paham hal- hal apa saja yang harus dilakukan seorang pemimpin. Termasuk mengendalikan dan mengatur organisasi secara baik dan benar.
“Melalui praktek kepemimpinan ini kita ingin generasi muda itu terutama lulusan Unjani bisa menjadi pemimpin pemimpin dimasa depan,” jelasnya.
Meski demikian, kata Toto, dari sisi penyerapan tenaga kerja selama ini para lulusan Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unjani tidak hanya tersalurkan di bidang politik dan pemerintahan saja. Tetapi juga di berbagai sektor baik negeri maupun swasta.
“Untuk penyerapan tenaga kerja selama ini bukan semata-mata ke pemerintah daerah, tetapi juga ke dunia perbankan, swasta, dan wirausaha. Dalam wirausaha mereka bisa menciptakan tenaga kerja, ada mahasiswa kita, dia berwirausaha konveksi, burung puyuh, dan lainnya dan sukses. Dia lanjut kuliah juga sambil wirausaha,” jelasnya.
PMB Unjani
Selanjutnya Toto mengatakan, saat ini Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unjani sedang melaksanakan PMB Unjani 2022 hingga akhir bulan September 2022. Termasuk Prodi Ilmu Pemerintahan. Sehinggga momentum tersebut bisa dijadikan oleh para pelajar yang akan melanjutkan masa belajarnya di bangku kuliah.
Ia menuturkan, tidak hanya kelas reguler, Prodi Ilmu Pemerintahan Unjani pun membuka kelas khusus untuk para kepala desa, anggota DPRD, TNI-Polri, aparatur pemerintah, maupun lainnya yang ingin menyelesaikan kuliah S1.
“Itu ada kelas RPL, sebagian contoh mereka yang perangkat desa minimal masa kerjanya 5 tahun dan tidak sempat menyelesaikan S1-nya dengan pengalaman dia saat menjadi perangkat atau kepala desa, itu bisa kita akui sebagai SKS, maksimal 80 SKS. Itu resmi, Unjani menjadi salah satu dari 50 universitas yang punya izin untuk melakukan program itu,” jelasnya.
Adapun pola pembelajarannya, karena mereka sudah berpengalaman, dibuktikan dengan surat penugasan, piagam penghargaan, sertifikat, maupun kegiatan lainnya.
“Itu kita konversi menjadi SKS mata kuliah, sisanya mereka tetap kuliah. Itu karena mereka punya pengalaman tetapi secara teoritis masih kurang. Untuk waktu kalau mereka memenuhi syarat dalam satu tahun itu bisa selesai,” katanya.
Dikatakannya, peminat kelas khusus tersebut cukup tinggi. Bahkan saat ini tercatat ada sekitar 200 peserta yang sudah mendaftar.
“Peminatnya sangat banyak, kemarin saja ada sekitar 200 dan ini sedang kita seleksi. Kita tidak mau asal nerima, tetap kita selektif,” pungkasnya. (des)***