Produksi Film Anak Minim, Saatnya Sineas Bergerak

FOTO LE 53 830x400 1
(Foto: Republika.co.id)

ZONALITERASI.ID – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong para sineas untuk memroduksi film-film anak yang mengedukasi dan berbudaya. Sebab, selama ini produksi film anak dianggap masih minim. Alhasil, film anak Indonesia kalah dengan produk film anak dari luar negeri yang tayang di Indonesia.

“Perihal film anak-anak ini, memang kita perlu mengangkat film-film anak karena yang sekarang ini minim sekali film yang diproduksi,” kata Koordinator Kelompok Kerja Apresiasi dan Literasi Film pada Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru Kemendikbud Edi Suwardi, di Garut, dikutip dari laman Republika, Rabu (14/7/2021).

Ia menjelaskan, film anak-anak memang perlu diproduksi agar bisa dinikmati oleh anak-anak Indonesia. Dengan begitu, anak-anak bisa menikmati sajian film yang mengedepankan nilai-nilai budaya dan bisa menjadi tuntunan bagi anak-anak.

Produksi film yang sasarannya untuk dewasa, kata dia, tidak pantas apabila harus ditonton oleh anak-anak. Untuk itu harus disiapkan produk film anak-anak di Indonesia.

“Tidak pantas kalau anak mengkonsumsi film-film dewasa, ini (film anak) penting sekali tidak hanya film tapi musik, juga lagu anak-anak,” katanya.

Ia menuturkan, pemerintah melalui Kemendikbud siap mendorong insan perfilman di Indonesia untuk memproduksi karya film anak-anak yang berkualitas. Upaya lain mendorong program itu, kata dia, dengan menyelenggarakan lomba film bertemakan anak-anak, maupun nilai-nilai kebudayaan di Indonesia.

“Sudah kita arahkan supaya mereka memproduksi film yang diarahkan pemerintah. Tentunya bagaimana produksi film ini bisa dihasilkan,” kata Edi.

Anggota Komisi X DPR, Ferdiansyah, mendukung program Kemendikbud untuk mendorong sineas memroduksi film anak-anak yang berkualitas dan mendidik. Ia mengatakan, berdasarkan laporan terkait jumlah anak di Indonesia mencapai 36 juta jiwa. Angka itu menjadi potensi pasar untuk film anak-anak.

“Kita harus jeli melihat kebutuhan masyarakat, misalnya film anak-anak, anak ini tidak kurang 36 juta, ini pangsa pasar sangat bagus,” katanya.

Politisi Partai Golkar itu mengingatkan dalam membuat film anak-anak harus mengedepankan unsur edukasi, tontonan, dan berbasis budaya yang dapat membangun karakter positif bagi penontonnya.”Semuanya harus ada unsur dua, edukasi dan tontonan, tidak lupa berbasis budaya tiga syarat itu harus,” ujar Ferdiansyah. (des)***