Prof. Erni Rusyani, Guru Besar Perempuan Pertama FEB Universitas Pasundan

WhatsApp Image 2023 06 10 at 14.09.43 1024x683 1
Prof. Erni Rusyani, guru besar perempuan pertama di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpas, (Foto: Unpas).

ZONALITERASI.ID – Universitas Pasundan (Unpas) mengukuhkan Prof. Dr. Hj. Erni Rusyani, S.E., M.M. sebagai guru besar tetap bidang Ilmu Manajemen, Sabtu, 10 Juni 2023. Prof. Erni merupakan guru besar perempuan pertama di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpas,

Pengukuhan Prof. Erni dihadiri sejumlah pejabat, di antaranya Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan dan Gubernur Jawa Barat Periode 2008-2018 Ahmad Heryawan.

Menyusul pengukuhan Prof. Erni sebagai guru besar, kini jumlah guru besar di Unpas bertambah menjadi 30 orang. Jumlah ini merupakan yang terbanyak di lingkungan PTS se-Jawa Barat dan Banten.

Jumlah tersebut termasuk Prof. Dr. T. Subarsyah, S.H., S.Sos., Sp-1., M.M. dan Prof. Dr. Teddy Hikmat Fauzi, M.M. yang baru memperoleh SK guru besar pada 22 Mei 2023.

Prof. Erni menyampaikan orasi ilmiah berjudul Implementasi Green Economy dalam Perilaku Etika Bisnis pada Stakeholder. Menurutnya, konsep Green Economy penting untuk menunjang pelestarian lingkungan dan mengoptimalkan bonus demografi di tahun 2030 mendatang.

“Untuk menghadapi bonus demografi, Green Economy harus betul-betul diimplementasikan, khususnya oleh para stakeholder dalam melaksanakan etika bisnis. Mereka punya hak dan kewajiban masing-masing, serta nilai moral yang akan sangat menentukan keberhasilan bonus demografi,” katanya.

Menurut Prof. Erni, pelanggan, pekerja, pemerintah, pemasok, pelaku bisnis, hingga pemegang saham mesti berorientasi pada lingkungan. Kendati konsep Green Economy belum begitu masif di masyarakat, namun pemerintah sudah mulai merambah ke arah tersebut.

“Kita semua dituntut untuk lebih serius mengimplementasikan Green Economy. Jika tidak, dampaknya akan sangat berbahaya, apalagi di tahun 2030 Indonesia digadang-gadang jadi negara maju. Kalau itu berhasil, maka peluang tercapainya Indonesia Emas di tahun 2045 juga semakin besar,” pungkasnya.

Tambah 9 Guru Besar

Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU., mengatakan, Prof. Erni dan guru besar lainnya diharapkan bisa ikut mengawal dan membina dosen yang masih berstatus lektor kepala, bahkan di bawahnya untuk segera mengurus kenaikan jabatan akademik.

“Tentu dengan terus meningkatkan kompetensi keilmuan sesuai kepakarannya, karena guru besar Unpas juga punya tugas untuk membimbing lektor kepala di perguruan tinggi wilayah Jabar-Banten. Intinya, kita berbagi dengan kampus lain,” terangnya.

Prof. Eddy menandaskan, hingga akhir 2023, Unpas menargetkan penambahan 9 guru besar. Seluruhnya masih dalam proses pengajuan dan sebagian memasuki tahap pemeriksaan final. Dia optimis target ini bisa tercapai, sebab Kemendikbudristek berupaya memfasilitasi dan memberikan pendampingan secara berkala.

“Dulu, jika mengajukan karya ilmiah ke jurnal bereputasi dan ternyata provider jurnalnya discontinue, ya sudah tidak ada pemberitahuan apa-apa. Kalau sekarang sistemnya sudah lebih baik lagi,” tuturnya.

Untuk menambah angka guru besar, kampus juga terus mendorong, mendampingi, dan menyokong pendanaan publikasi karya ilmiah atau paten.

“Publikasi jurnal internasional bereputasi kadang memang terkendala antrean Scopus. Walaupun sudah ada Sinta untuk publikasi jurnal nasional bereputasi, namun jurnal internasional tetap diperlukan. Kalau soal pendanaan publikasi jurnal, kita selalu sokong, termasuk pengajuan percetakan buku, HaKI, dan ISBN,” pungkas Prof. Eddy. (des)***