BUDAYA  

Puisi Julius Jose Rizal

FOTO SASTRA 10
Ilustrasi, (Foto: Pwmu.co).

CIMAHI

setiap kali kujejakkan kaki
di kota ini
selalu kudapati sepi dan hampa
di tengah ramainya manusia
dan lalu lintas yang beringas
hatiku remuk tergilas

gedung-gedung berdiri megah
seakan mengejekku pongah
setelah merampas tegalan sawah
tempat dahulu kaki kecilku hafal tanah
rasanya baru kemarin pagi
telingaku menangkap riuh-rendah
nyanyian bangkong kawin di tengah balong
di antara Stasiun KA Cimahi dan RS Dustira

rasanya baru kemarin sore
aku berlari mengejar layangan putus
di tanah sawah Baros
yang kini jalan tol

di sore yang lain tanganku gembung
berkubang tanah lempung
di sawah Ubug dan Kebon Rumput
yang kini jadi kos-kosan dan kampus-kampus

rasanya baru kemarin malam
mataku dihibur bioskop Rio
juga gedung Nusantara yang misbar
(alias gerimis bubar)
atau layar tancep di di Warung Contong
malah pernah di Gunung Bohong
sesekali filem diputar di lapangan Sriwijaya
yang kini jadi Pusat Senjata Arhanud

dahulu setiap malam orang berbondong-bondong
melototi layar kaca hitam putih
di rumah satu-satunya empunya tivi
demi menonton filem koboi De Wel Wel Wes
mereka puas saat Jim West menghajar para bandit
dan bersorak girang menyaksikan penjahat sadis
mati nelangsa ditembak Jhony Ringgo

di Pasirkumeli ‘ku masih menyimpan rindu
pada patung seekor kodok raksasa
yang selalu setia menungguiku berenang
di tepian sebuah kolam renang
kolam itu disebut Katak Riang
yang beralih nama menjadi Tirta Yudha

di Sukimun kutakjub akan lengkapnya ragam binatang
mulai dari kura-kura, ular, buaya, bahkan beruang
pemikat keindahan kolam renang Bergleust
yang kini tinggal kenangan dan sejarah
karena telah moksa akibat kekurangan dana

kini diriku pilu dalam alienasi
laraku membuncah menghempas asa
jadi genangan di sudut mata
banyak sesepuh yang telah “pergi”
banyak orang baru yang mengganti
aku tiada dikenal lagi

Cimahi ….
bagiku kau tinggal memori
aku telah lama pergi
tak yakin bisa pulang lagi ….

***

Julius Jose Rizal, Alumnus S-1 prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI, kini menjadi guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 1 Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *