RINDU TELAGA
Rindu bersapa dengan-Mu
Tentang malam yang menggigil dibalut sepi
Saat kusampaikan kabar kepada-Mu
Berserah diri dihujung malam
Rindu berkabar dengan-Mu
Tentang kering
Tentang hujan
Tentang telaga
Airnya kikis tersapu angin
Rindu diberi oleh-Mu
Keberkahan yang riang
Dan cinta yang sebenarnya
MATAHARI TAK PERNAH TERBENAM
Ini kali keenam matahari pamit untuk terbenam
Tapi hanya awan yang seolah membuat matahari terbenam
Dulu saat matahari baru saja terbit
ketika semburat sinarnya baru membuat siluet gunung
Ketika keindahan baru bermunculan disebabkan olehnya
Ketika aku baru saja menikmati keindahan yang luarbiasa dan sangat baru
Dia pamit
Ternyata kepamitannya hanya karena awan yang mengitarinya
Pernah juga matahariku undur diri untuk terbenam
Saat cahayanya mulai gemulai menari
Ketika aku mulai menikmati tarian matahari
Ini semua karena matahari lainnya berebut sinar dengan matahariku
Saat panasnya menyengat, dia juga pamit.
Padahal aku sudah mulai terbakar
Dan sangat menikmatinya
Ternyata sebuah muslihat telah dirancangnya untuk sekadar menyampaikan pesan cintanya
Dan kali ini, saat dia memancarkan sinar cintanya
Dan saat aku tak bisa lagi tanpanya
Saat kusadar sinar cintanya suci dan murni
Dia menemaramkan cahaya
Ya Allah aku meminta tetaplah dia bersinar untukku
Tetaplah dia menjadi matahariku
Rudianto, Pengawas SMP di Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon dan pernah menjadi Guru Berprestasi Nasional tahun 2003.