BUDAYA  

Puisi Tiktik Kartika

IMG 20210804 063529
(Ilustrasi: Istimewa)

MALAM KIAN LARUT

Malam kian larut
Ditelan kegelapan
Tak terdengar lagi sapaan
Hanya desiran angin yang berhembus pelan
Menyibakan dedaunan yang tumbuh di halaman
Malam kian larut
Sesekali terdengar suara burung malam saling bersahutan
Anak-anak
yang berlarian di halaman tak terdengar lagi
Malam kian larut
Yang terdengar hanya detak-detak jarum jam yang rapat di dinding
Malam kian larut
Saatnya matamu tuk terpejam
Pejamkanlah matamu di atas pangkuan rinduku
Tidurlah sayang
Kan kutemani tidurmu
Dengan belaian kasihku
Pejamkanlah matamu sayangku
Malam kian larut
Kuantar tidurmu dengan bisikan-bisikan penuh kasih
Agar resonansi berdenting selalu mengalunkan nada-nada rindu selalu buatku
yang mengalunkan dawai dawai penuh cinta
Tidurlah sayang
Malam kian larut
Hatimu kan tetap ada di relung hatiku yang paling dalam
Tidurlah sayang
Malam kian larut
Kau akan selalu ada dalam pelukan eratku
Pelukan rinduku
Sedetikpun tak kan pernah kulepaskan
Selamanya kau kan selalu ada dan ada dalam selimut kalbuku
Menyelimuti rindu-rinduku yang kian menggebu
Tidurlah sayang
Malam kian larut
Malam kian kelam
Pejamkanlah
Aku ada di pelupuk matamu
Tidurlah sayang
Malam kian larut
Malam kian kelam

***

Dra. Tiktik Kartika, M.M, Praktisi Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Purna Bakti Guru Basa Sunda.