Puncak Peringatan HUT TAGANA di Pangandaran: Minimalisir Dampak Megatrush, Tanam 2,7 Juta Manggrove

FOTO PANGANDARAN 1 1
Kemensos melalui TAGANA melakukan penanaman sebanyak 2,7 juta bibit mangrove di seluruh Indonesia, (Foto: Dede Suherlan/Zonaliterasi.id).

ZONALITERASI.ID – Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Taruna Siaga Bencana (TAGANA) melakukan penanaman sebanyak 2,7 juta bibit mangrove di seluruh Indonesia.

Kegiatan penanaman manggrove ini merupakan bagian kegiatan ulang tahun TAGANA ke-17.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Safii Nasution, menjelaskan, penanaman mangrove dilakukan secara gotong royong yang melibatkan seluruh anggota TAGANA setempat bertujuan untuk meminimalisir dampak Megatrush.

“Penanaman ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya ancaman bahaya Megatrush yang diperkirakan akan terjadi, hal ini juga untuk melakukan pemulihan ekosistem pesisir,” ujar Safii, di sela-sela puncak peringatan HUT TAGANA yang dipusatkan di Kabupaten Pangandaran, Selasa (30/3/2021).

“Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan manusia. Semoga masyarakat dapat menjaga dan merawat bibit mangrove yang ditanam, serta dapat merasakan manfaat keberadaan ekosistem mangrove,” tambahnya.

Menurut Safii, selain melakukan penanaman bibit mangrove, Kemensos juga melakukan peningkatan kapasitas kemampuan dasar penyelamatan yang harus dimiliki Tagana. Ketiga kemampuan dasar itu adalah vertical rescue, water rescue dan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD).

Vertikal Recue adalah penyelamatan korban bencana yang berada di dasar jurang atau daerah yang lebih rendah. Sedangkan, Water Rescue merupakan pertolongan kepada korban bencana atau kecelakaan yang berada di air.

Sementara, pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) adalah pemberian pertolongan pertama kepada korban bencana atau kecelakaan sebelum tim medis tiba di lokasi kejadian.

“Semua materi ini kita berikan kepada seluruh personil TAGANA sebagai bekal mereka untuk terjun ke lokasi bencana. Jika ada yang kena bencana dan kebetulan hanya ada personil TAGANA di sana maka dia bisa memberikan pertolongan pertama sebelum tim medis dan SAR datang,” jelas Safii.

Setelah diberikan pelatihan dasar, lanjut Safii, untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman Tagana, Kemensos melakukan perlombaan guna mengukur kemampuan dasar yang dimiliki anggota TAGANA.

“Dalam lomba ini masing-masing provinsi mengirimkan empat perwakilan terbaik mereka. Selama dua hari masing-masing peserta memperagakan semua materi kemampuan dasar rescue di cagar alam Pangandaran,” lanjut Safii.

Selain itu, tambahnya, juga ada lomba yang dilaksanakan secara online karena situasi pandemi ini, sehingga tidak semua didatangkan ke Pangamdaran.

Lomba yang dilaksanakan secara online antara lain Dapur Umum, logistik, shelter, LDP, dan keposkoan.

“Semua kegiatan ini merupakan rangkaian HUT TAGANA ke 17 tahun 2021,” pungkas Safii. (des)***