PWNU Jabar Apresiasi Komitmen Kuat Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jabar dalam Membangun Keluarga Qur’ani

WhatsApp Image 2025 11 19 at 14.01.54
Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat dengan Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) PW NU Jawa Barat dan BAZNAS Jawa Barat menggelar Sosialisasi 1000 HPK di Lingkungan Pesantren, Rabu, 19 November 2025, (Foto: Istimewa).

ZONALITERASI.ID – Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat, Kiai Lukman Hakim, mengapresiasi komitmen kuat Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat dalam membangun keluarga Qur’ani.

“Sejak tiga periode berada di PWNU Jawa Barat, baru kali ini saya melihat kolaborasi yang begitu serius dan terarah. BKKBN Jawa Barat punya komitmen kuat untuk membangun keluarga Qur’ani,” ujar Kiai Lukman Hakim pada kegiatan Sosialisasi 1000 HPK di Lingkungan Pesantren, Rabu, 19 November 2025.

Sebagai informasi, Sosialisasi 1000 HPK di Lingkungan Pesantren digelar berkat kerja sama Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat dengan Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) PW NU Jawa Barat dan BAZNAS Jawa Barat.

Target dari kegiatan ini yaitu penguatan pemahaman 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di kalangan agamawan, santri, ustaz, dan keluarga pesantren. Adapun tema yang diusung yakni “Ketahanan Keluarga Qur’ani: Membangun Generasi Sehat, Mandiri, dan Berdaya di Era Modern”.

Pada kesempatan itu Kiai Lukman juga menegaskan pentingnya kolaborasi Kemendukbangga/BKKBN dan pesantren dalam memperkuat ketahanan keluarga. Ia mengutip pandangan antropolog mengenai asal mula peradaban bangsa.

“Peradaban bangsa itu bermula dari keluarga. Dan hari ini, pihak yang diberi otoritas negara untuk mengurus keluarga adalah Kemendukbangga/BKKBN,” katanya.

Menurutnya, jika Indonesia ingin maju, maka penguatan keluarga yang digerakkan oleh Kemendukbangga/BKKBN adalah kunci strategis.

“Maju tidaknya Indonesia itu seakan-akan tergantung BKKBN-nya,” tambahnya seraya menekankan pentingnya peran lembaga tersebut dalam membangun kualitas generasi.

Kiai Lukman mengajak seluruh agamawan, khususnya NU untuk mengambil peran lebih aktif karena organisasi ini memiliki basis hingga tingkat akar rumput.

“NU punya garis sampai grass root. Kami bisa memberikan layanan edukasi bagi calon pengantin. Mereka bisa diberikan pemahaman apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menikah,” tuturnya.

Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat, Dadi Ahmad Roswandi, mengungkapkan, pesantren memiliki basis komunitas yang kuat sehingga efektif untuk memperluas edukasi keluarga.

“Kita melakukan sosialisasi 1000 HPK di kalangan pesantren, karena NU dan lembaga pendidikannya merupakan basis yang sangat strategis,” ujarnya.

Ia menambahkan, angka stunting Jawa Barat saat ini masih berada di 15,9%, dan penanganannya membutuhkan kolaborasi lintas sektor.

“Menurunkan satu persen saja butuh effort besar dan kolaborasi luar biasa. Ini bukan hanya tugas Kemendukbangga/BKKBN, tapi juga akademisi, CSR, media, dan terutama tokoh agama,” jelasnya.

Terkait tantangan, Dadi menyebut akses masuk ke pesantren masih terbatas bagi kader di lapangan.

“Kader-kader kami biasanya melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum. Untuk masuk ke pesantren memang tidak mudah, sehingga kerja sama dengan NU sangat penting,” katanya.

Seminar ini juga diisi panel materi dari Ketua Tim Kerja KBKR Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Barat, Wakil Ketua Baznas Jawa Barat, dan Ketua PW JQH NU Jawa Barat.

Ketua PW JQH NU Jabar, K.H. Cecep Abdullah Syahid, berharap melalui kegiatan ini mampu melahirkan gerakan Keluarga Qur’ani Jawa Barat yang menjadi pilar ketahanan sosial masyarakat. Sinergi pemerintah dan ormas Islam dalam kegiatan ini mendapat apresiasi peserta sebagai model kolaborasi yang perlu diperluas.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi pemantik gerakan keluarga Qur’ani di seluruh Jawa Barat. Jika keluarga kuat, bangsa kuat,” tandas K.H. Cecep. (des)***