ARENA, NEWS  

Ramang, Legenda Sepak Bola Indonesia yang Membuat Kiper Terbaik Dunia Terpana

FOTO SPORT 5
Patung Ramang di Pantai Losari, Makassar, (Foto: Matakota.id).

ZONALITERASI.ID Pada 24 April 1924, lahir anak lelaki di Makassar, Sulawesi Selatan. Anak lelaki tersebut diberi nama Andi Ramang. Siapa sangka dia menjadi legenda sepak bola Indonesia di kemudian hari.

Andi Ramang dikenal sebagai striker kelas atas Indonesia pada dekade tahun 1940-an akhir hingga 1960-an. Ramang dikenal memiliki kemampuan tendangan yang keras dan akurat, kemampuan utuk melakukan tembakan salto, dan punya kecepatan di atas rata-rata.

Memulai karir profesionalnya di PSM Makassar, Ramang perlahan tapi pasti berkembang menjadi pesepak bola handal. Ramang bermain dalam dua periode di kompetisi liga Indonesia saat itu pada tahun 1947-1960 dan tahun 1962-1968. Hasilnya, Ramang mampu mempersembahkan dua gelar perserikatan kepada Juku Eja, julukan PSM.

Sebelumnya, Ramang pernah bermain di Piala Dunia 1934. Kala itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Tetapi karier profesionalnya di Timnas Indonesia dimulai tahun 1953.

Dikutip dari Bola.com, berkat Ramang, Indonesia disematkan dengan status Macan Asia, karena dalam sebuah tur ke Asia Timur pada tahun 1953, Indonesia mampu memenangkan lima dari enam laga yang dipertandingkan, hanya kalah sekali dari Korea Selatan.

Menariknya, Ramang mencetak 19 gol dari total 25 gol Indonesia di keenam pertandingan tersebut.

Kisah sukses Ramang di Timnas Indonesia tak berhenti di situ. Dia hampir membawa Indonesia ke Piala Dunia 1958 setelah dua golnya menyingkirkan Tiongkok dengan skor agregat 4-3 di babak kualifikasi. Indonesia kemudian melaju ke putaran kedua kualifikasi dan tergabung dengan Sudan, Israel, dan Mesir.

Sayang, Indonesia mengundurkan diri lantaran enggan bertanding melawan Israel karena alasan politik. Jika menjadi juara grup, Ramang dkk. akan lolos ke Swedia untuk melakoni debut Piala Dunia dengan nama Indonesia.

Selain itu, pada tahun 1959, Ramang turut menginspirasi kesuksesan Indonesia menahan imbang Jerman Timur 2-2 dalam sebuah laga persahabatan di Jakarta pada 1959.

Membuat Kiper Terbaik Dunia Terpana

Puncak karier profesionalnya di timnas Indonesia terjadi pada tahun 1960. Kala itu Ramang menjadi bagian dari Tim Merah Putih menghadapi Uni Soviet (sekarang Rusia) di babak perempat final ajang Olimpiade.

Saat itu, Ramang harus berhadapan dengan kiper terbaik dunia saat itu, Lev Yashin. Kiper terbaik sepanjang masa sepak bola dunia itu kemudian terpana melihat aksi Ramang yang hampir menjebol gawangnya. Pada pertandingan tersebut Indonesia harus puas dengan skor imbang 0-0.

Setelah Uni Soviet tahu siapa sosok sesungguhnya di balik nomor punggung 11 timnas Indonesia, mereka lantas memberikan penjagaan di partai ulangan. Pada akhirnya, Indonesia, yang saat itu dilatih pelatih legendaris Antony Pogacnik, terpaksa takluk 0-4 sehingga gagal melaju ke semifinal olimpiade.

Terpatri di Hati Warga Makassar

Namun sayang, kisah gemilang Ramang di dunia sepakbola tidak semanis nasibnya di kehidupan sehari-hari karena jerat kemiskinan harus dipikulnya. Apalagi kasus suap yang kesohor dengan sebutan skandal Senayan 1962 yang menyeret namanya membuat Ramang dilarang bermain untuk timnas Indonesia seumur hidup dan nasibnya terus terpuruk.

Setelah gantung sepatu, Ramang melanjutkan kariernya sebagai pelatih tim sepak bola di Blitar, Persipal Palu, dan PSM Makassar.

Nama Ramang sampai saat ini masih terpatri di dalam hati warga kota Makassar. Buktinya, Ramang diabadikan dalam wujud patung setinggi 170 centimeter di Pantai Losari. Patung ini diresmikan pada 1 Februari 2017.

Nama Ramang juga menjadi salah satu julukan klub PSM yakni “Pasukan Ramang”.

Sang legenda ini meninggal dunia pada tahun 1987 saat usianya 59 tahun akibat penyakit paru-paru, tanpa bisa berobat di rumah sakit akibat kekurangan biaya.

Inspirasi untuk FIFA

Kisah hidupnya menjadi catatan dan inspirasi untuk FIFA. FIFA mengakui Ramang sebagai sosok dalam puncak kejayaan sepakbola Indonesia di tahun 1950-an. Bahkan FIFA pernah mengangkat kisah kehebatan Ramang ini secara khusus dalam situs resmi mereka saat peringatan ke-25 tahun kematiannya pada 26 September 2012.

Pada situs resmi FIFA, kisah Ramang diberi judul “Orang Indonesia yang Menginspirasi Puncak Sukses Tahun 1950-an (Indonesian who inspired ’50s meridian). FIFA memusatkan kegemilangan Ramang ketika memperkuat Tim Merah Putih di Olimpiade Melbourne 1956 serta Piala Dunia 1938 dengan masih bernama Hindia-Belanda. (des)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *