Respons Perubahan Zaman, Gubernur Jabar: Perguruan Tinggi Harus Beradaptasi

attachment 1644393017010
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat menghadiri Rapat Koordinasi LLDikti Wilayah IV, di Harris Hotel & Conventions Festival Citilink Bandung, Rabu, 9 Februari 2022, (Foto: Disdik Jabar).

ZONALITERASI.ID – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mendorong perguruan tinggi melahirkan program studi (prodi) baru guna merespons perubahan zaman. Sehingga, perguruan tinggi bisa beradaptasi.

“Insya Allah, kalau perguruan tinggi pandai beradaptasi, mimpi Indonesia menjadi negara maju, di sebagian besar disumbang dari SDM (sumber daya manusia) yang diproduksi perguruan tinggi, khususnya di Jabar,” kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, dalam Rapat Koordinasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV, di Harris Hotel & Conventions Festival Citilink Bandung, Rabu, 9 Februari 2022.

Emil memaparkan, beberapa prodi yang harus diciptakan, seperti renewable energy (energi terbarukan), digital marketing, teknologi media sosial, hingga teknologi pangan 4.0.

“Jadi, itu poin besarnya. Jangan bisnis as usual, melainkan buat terobosan dalam prodi-prodi,” imbaunya.

Ia mengungkapkan, saat ini negara dihadapi tiga disrupsi, yakni disrupsi global warming, disrupsi 4.0, dan disrupsi pandemi Covid-19.

“Disrupsi-disrupsi ini harus direspons,” pungkas Emil.

Kepala LLDikti Wilayah IV, M. Samsuri, mengatakan, imbauan Gubernur selaras dengan kebijakan Kemendikbudristek yang mendorong perguruan tinggi melahirkan prodi inovatif dan dibutuhkan dunia kerja saat ini. Prosesnya pun akan didukung pemerintah.

“Untuk prodi baru, diharuskan sudah membicarakan dengan kurikulum dan dikembangkan bersama industri. Ketika kurikulum siap dengan industri maka ini akan jadi prioritas,” tuturnya.

Saat ini, tambahnya, sudah ada beberapa prodi baru yang beradaptasi dengan kebutuhan zaman, seperti digital marketing dan kemaritiman.

“Energi terbarukan bagian dari disiplin itu, jadi fokus di elektro bisa. Kemudian, di chemical engineering juga ada basis penelitian energinya,” ujarnya.

Samsuri memastikan seluruh perguruan tinggi sudah beralih ke sana.

“Tentu beberapa perguruan tinggi masih menyediakan kebutuhan publik, seperti manajemen. Tetapi, semua perguruan tinggi, apalagi politeknik baru sudah mengarah ke sana,” tegasnya.

Pada kesempatan sama Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Dedi Supandi, mengatakan, selain perguruan tinggi, sekolah menengah kejuruan (SMK) juga sudah fokus berinovasi dan menyiapkan kompetensi keahlian baru.

Salah satunya, telah dirilis tujuh kompetensi keahlian baru guna merespons pembangunan kawasan Metropolitan Rebana.

“Beberapa kurikulum SMK pun telah disesuaikan dengan kebutuhan industri, seperti kurikulum Shopee yang sudah diterapkan,” pungkasnya. (haf)***