ZANALITERASI.ID – Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan ‘Pelatihan Revitalisasi Bahasa Daerah’ di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung, pada Minggu-Rabu, 24—27 Juli 2022.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D..
Kegiatan yang mengusung tema ‘Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu Jenjang SMP di Provinsi Jawa Barat’ ini diikuti oleh guru bahasa daerah jenjang SMP se-Jawa Barat. Setiap kota/kabupaten mengirimkan tiga orang guru.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Dr. Syarifuddin, M.Hum., mengatakan, pelatihan ini merupakan kegiatan pelatihan ketiga atau terakhir setelah pelatihan dengan para pengawas dari Dinas Pendidikan dan guru utama SD se-Jawa Barat.
“Melalui pelatihan ini diharapkan mampu mengarahkan para guru utama untuk dapat menyampaikan kembali informasi dari pelatihan ini kepada guru dan siswa di daerahnya masing-masing dalam usaha untuk merevitalisasi bahasa daerah,” ujarnya.
Menurut Syarifuddin, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat akan melakukan pemantauan terkait penyelenggaraan revitalisasi bahasa daerah sebagai tindak lanjut dari kegiatan pelatihan ini.
“Pemantauan dilakukan terhitung sejak kegiatan ini selesai hingga awal bulan November 2022 menjelang pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu tahun 2022,” imbuhnya.
Sementara Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. E. Aminudin Aziz, saat membuka pelatihan mengatakan, ide untuk menyelenggarakan rangkaian kegiatan program revitalisasi bahasa daerah bermula dari kekhawatiran terkait kepunahan bahasa daerah yang terus menerus terjadi di Indonesia.
Pada tahun 2021, lanjutnya, kegiatan ini diselenggarakan di tiga provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
“Selanjutnya, di tahun 2022 ini akan diselenggarakan di 12 provinsi di Indonesia. Selain itu, pada tahun 2023 Indonesia juga dicanangkan akan menjadi co-organizer pada acara International Mother Language Day yang diselenggarakan oleh UNESCO. Kegiatan tersebut direncanakan untuk dapat diselenggarakan pada bulan Februari bertepatan dengan bulan bahasa,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang ahli di berbagai bidang dari tujuh cabang mata lomba.
Tujuh cabang mata lomba itu yakni membaca dan menulis aksara Sunda, menulis cerita pendek (nulis carpon), membaca dan menulis puisi (maca sajak), mendongeng, pidato (biantara), tembang pupuh, dan komedi tunggal (borangan).
Selanjutnya materi tersebut akan dijadikan mata lomba pada perhelatan Festival Tunas Bahasa Ibu baik tingkat kabupaten/kota maupun provinsi. (des)***
Sumber: Balai Bahasa Jabar