Ridwan Kamil: “Pemuda, Hati- Hati Pilih Karir di Era Industri 4.0”

WhatsApp Image 2021 06 04 at 00.00.45
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menjadi pembicara dalam webinar DPP Gempar: Kepemimpinan Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0 dari Gedung Sate Bandung, Senin (17/5/2021), (Foto: Biro Adpim Jabar).

ZONALITERASI.ID – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengingatkan generasi muda berhati-hati memilih karir di era revolusi industri 4.0. Sebab ada beberapa jenis pekerjaan penting namun segera dan sudah tergantikan mesin atau kecerdasan buatan.

Demikian dikatakannya di hadapan peserta webinar DPP Gempar (Generasi Muda Pembaharu): Kepemimpinan Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0, Senin (17/5/2021).

Kang Emil – sapaan akrab Ridwan Kamil – menyebut beberapa contoh pekerjaan yang rentan tergantikan oleh mesin dan kecerdasan buatan seperti menginput data, mengoperasikan mesin, teknisi, hingga pekerjaan yang sifatnya rutin.

“Itu pekerjaan yang penting tapi sudah bisa digantikan oleh mesin maka harus hati-hati memilih karir,” ujarnya dari Gedung Sate Bandung.

Sebaliknya, jenis pekerjaan yang harus dipilih adalah yang punya tipe terus berkembang seperti kepemimpinan (leadership), bussines development, negosiasi, komunikasi, critical thinking, kreativitas, hingga teknologi desain.

“Itulah kelompok pekerjaan yang akan dibutuhkan di era 4.0,” katanya.

Semua jenis pekerjaan yang akan dibutuhkan di era 4.0 pascapandemi tentunya juga harus ditopang oleh keahlian bidang teknologi informasi. “Penguasaan IT wajib dimiliki sebagai syarat utama,” sebut Kang Emil.

Pemda Provinsi Jabar telah merespons revolusi industri 4.0 salah satunya dengan merilis masterplan Digital West Java Province. “Ini adalah cetak biru agar Jabar naik kelas makanya Jabar punya visi juara lahir batin dan untuk beberapa aspek kami tidak lagi menargetkan juara nasional tapi Jabar harus jadi juara Asean,” papar Kang Emil.

Cetak biru tersebut diterjemahkan lewat beragam inovasi pembangunan. Pemda Prov juga sedang membangun gedung-gedung creatif center di tiap kabupaten/kota. Bahkan layanan pemerintah kepada masyarakat pun kini semakin terdigitalisasi. Termasuk inklusifitas digital di desa-desa dan edukasi masyarakat.

“Inilah rute kami menuju provinsi digital,” tutup Kang Emil. (kur).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *