NEWS  

Robot untuk Selamatkan Petugas Medis agar tak Terpapar COVID-19

FOTO NG 275
Robot yang diciptakan untuk membantu pasien virus corona, (Foto: Reuters).

ZONALITERASI.ID – Para peneliti dari Universitas Tsingua di Tiongkok mengklaim telah menciptakan robot yang dapat membantu petugas medis dari kemungkinan terpapar virus corona.

Mengingat wabah virus corona sangat menular, petugas medis mengalami kesulitan merawat pasien untuk kasus tanpa pakaian pelindung, banyak petugas medis yang justru terpapar virus ketika melakukan tugasnya.

Dikutip dari Reuters, robot virus corona ini berisi lengan seluler yang dapat melakukan berbagai macam tugas seperti melakukan tes ultrasonik, mengusap mulut dan mendengarkan suara yang dibuat oleh organ pasien.

Tetapi tugas-tugas robot tersebut masih membutuhkan pengawasan dari manusia.

Namun, keunggulan robot ini dapat dikendalikan dari jarak jauh, sehingga memungkinkan dokter untuk mengawasi pekerjaan robot dari jarak yang aman tanpa membahayakan kesehatannya.

Ide ini muncul dari Profesor Zheng Gangtie setelah melihat Kota Wuhan memberlakukan lockdown pada tahun baru Imlek 2020.

Robot ini berisi lengan mekanik seperti teknologi yang dibuat di stasiun ruang angkasa dalam penjelajahan Bulan.

Tim Zheng awalnya bermaksud agar robot sepenuhnya berfungsi otomatis dan dokter disarankan agar merawat pasien-pasien dalam kondisi pemulihan dari virus corona.

Hingga saat ini, tim peneliti Tiongkok tersebut telah membuat dua robot.

Salah satu robot sudah ada di Wuhan Union Hospital di mana dokter memulai pelatihan untuk menjalankan robot.

Yang satunya lagi saat ini masih berada di laboratorium.

Jika robot virus corona itu berjalan sesuai rencana, Profesor Zheng mengklaim bahwa robot dapat bekerja sama dengan petugas medis dan dokter untuk merawat pasien-pasien virus corona.

“Jika semuanya berjalan sesuai rencana, robot tersebut dapat digunakan pada pasien virus corona di Wuhan,” kata Zheng.

Untuk membuat robot membutuhkan biaya sekitar 72.000 dolar atau sekitar Rp 120 miliar.

Zheng tidak berencana mengkomersilkan desain robotnya, tapi menerima penawaran perusahaan jika bersedia memproduksinya.

Tiongkok telah mengirim puluhan ribu pekerja medis ke pusat penyebaran di provinsi Hubei.

Lebih dari 3.000 pekerja medis telah terinfeksi pada akhir bulan Februari lalu termasuk dokter Li Wenliang yang kematiannya memicu kemarahan publik Tiongkok. (gib)***

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *