Oleh Endang Wahyu Widiasari
22 Oktober 45- Resolusi jihad panggilan jiwa
Santri dan ulama tetap setia
Berkorban pertahankan Indonesia
Saat ini kita telah merdeka
Mari teruskan perjuangan ulama
Berperan aktif dengan dasar Pancasila
Nusantara tanggung jawab kita
Hari santri, hari santri, hari santri
hari santri bukti cinta pada negeri
Ridho dan rahmat dari Ilahi
NKRI harga mati
MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “santri” setidaknya mengandung dua makna. Arti pertama adalah orang yang mendalami agama Islam. Pemaknaan kedua adalah orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang yang saleh.
Lirik lagu Mars Hari Santri memberikan semangat yang luar biasa, bagi saya khususnya dan mungkin bagi pendengar yang lainnya. Terbayang menjadi santri waktu kecil dulu, walaupun hanya santri kalong. Ketika itu ada juga keinginan untuk menetap tinggal di pesantren seperti teman-teman yang lainnya, akan tetapi orang tua tidak mengizinkan.
Alhamdulillah walau hanya menjadi santri kalong tapi banyak pelajaran yang didapatkan, terbayang bagaimana disiplinnya Mamak (Guru ngaji waktu kecil dulu) mengembleng kami para santriwati. Gemblengan Mamak sangat terasa sampai hari ini. Mamak yang sangat disiplin dalam mengajar kami di pesantren. Untuk maju memang modal dasarnya adalah keimanan, disiplin, jujur, tanggung jawab, dan harus mau terus belajar, belajar untuk terus memperbaiki diri.
Lirik lagu Mars Hari Santri mengingatkan ke masa-masa itu. Hari Santri pertama kali diperingati di sekolah tempat saya mengajar pada tahun 2015. Setelah ada ketetapan dari pemerintah, Hari Santri Nasional ditetapkan lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Semenjak itu khususnya di sekolah kami selalu diperingati Hari Santri Nasional, dengan berbagai kegiatan yang berhubugan dengan keagamaan. Terbayang siswa memakai baju koko dan berpeci, dan siswi mamakai baju yang menutup aurat, dengan tangan memegang Al-Qur’an sebagai pedoman hidup seorang muslim. Ada rasa bergetar dalam dada melihat itu semua.
Terbayang semangatnya kami ketika memperingati Hari Santri. Kegiatan Hari Santri diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan dengan tujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan karakter religius dan nasionalis.
Ingin sekali kami mengulang ke masa itu, sholat dhuha bersama, membaca sholawat, ceramah keagamaan, dan lomba-lomba seperti lomba adzan, mengaji, kaligrafi, serta ceramah keagamaan. Ada juga lomba membuat dan merias tumpeng antarkelas. Semua warga sekolah bahagia menyambut dan memperingati hari santri.
Tapi Hari Santri tahun 2020 ini, sedih rasanya karena hanya bisa mengenang ke masa itu. Pandemi telah memporakporandakan tatanan hidup. Tapi kami yakin ada banyak hikmah di balik musibah ini.
Peringatan Hari Santri hanya bisa dilakukan secara daring, dimulai dengan kegiatan sholat duha bersama, membaca sholawat, dan ceramah singkat yang disampaikan oleh Guru Mapel PAI (Jajang Abdurahman, S.Pd.I) di sekolah kami. Setelah itu kami share lagu Hari Santri ke group WA sekolah dengan tujuan untuk menyemangati anak-anak.
Tak terduga banyak anak-anak yang mengirimkan foto-foto kegiatan Hari Santri lewat group WA kelas. Ada juga yang mengirimkan secara pribadi ke wali kelas masing masing. Bahkan ada yang mengirimkan ucapan selamat Hari Santri berdurasi singkat sekitar 60 detik dan karya tulisnya yang bertemakan bersama kita lawan covid-19.
Tema yang diangkat tahun ini dalam memperingati Hari Santri di SMPN 4 Cikalongwetan adalah Santri Sehat Indonesia Kuat Bersama Kita Lawan Covid 19.
Salah satu siswa ada yang menuliskan harapannya “Ingin menjadi pelajar dan juga menjadi santri yang pintar menguasai ilmu pengetahuan dan juga ilmu agama, untuk bekal hidup di dunia dan akherat, semuanya akan tercapai jika kita sehat lahir batin untuk itu yu kita lawan covid-19”.
Semoga anak- anak kita bisa menjadi santri yang berakhlakul karimah, penerus para ulama yang berjuang gigih mempertahankan negara Republik Indonesia. Walau sekarang harus belajar dan mengajar secara daring tapi bukan berarti potensi kita tidak bisa berkembang, dengan segala upaya kami dorong terus agar potensi anak-anak bisa berkembang.
Semoga saja anak-anak kita bisa menjadi santriwan dan santriwati yang akan melanjutkan perjuangan para ulama, santri yang berwawasan global, bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia, dan mempunyai akhlak yang mulia. Menjadi pribadi yang bisa meneladani akhlak Rosululloh Muhammad SAW, junjungan kita umat muslim semuanya.
Sepenggal kalimat yang menginspirasi kita semua yang disampaikan oleh Mas Menteri pada tanggal 22 Oktober dalam pidatonya dalam peringatan Hari Santri yaitu “Jadilah santri yang selalu ingat akar budaya. Ingat tradisi keilmuan dan ingat untuk meneruskan ikhtiar para pendahulunya, semoga kita dapat selalu bergerak bersama untuk mencapai Indonesia maju.”
Insyaalloh kita bisa jadi santri yang berwawasan global dan selalu mencintai tanah airnya, seperti salah satu tokoh nasional yang sudah tiada yaitu B.J. Habibie.
B.J. Habibie salah satu bapak bangsa, pernah menjadi Presiden RI ke 3 , juga pernah menjadi ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.
Ada 5 hal dari B.J. Habibie yang perlu kita contoh untuk kemajuan hidup: tekad yang kuat, mencintai Tanah Air, jujur, berani dan profesional, disiplin, jujur dan berprinsip, visioner dan fokus, serta selalu mendekatkan diri padaNya.
Mengutip kata Idris Apandi (Widyaiswara LPMP Jabar), “Semoga kita bisa menjadi ‘Santri Masagi’. Yang menurut saya santri masagi adalah santri yang menguasai ilmu-ilmu agama, ditunjang dengan kecerdasan intelektual, menguasai IPTEK, sehat dan berahklakul Karimah dan selalu mencintai tanah airnya, Indonesia tercinta”.
Selamat Hari Santri dari kami keluarga besar SMPN 4 Cikalongwetan.
Salam.***
Penulis mengajar di SMPN 4 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat.