Segera Selesaikan Kebutuhan Guru Madrasah, 4 Ribu Pensiun Tiap Tahun

Subsidi Guru
Ilustrasi guru madrasah, (Foto: Istimewa).

ZONALITERASI.ID – Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), M. Zain, menegaskan, kebutuhan guru di madrasah harus segera diselesaikan, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas. Setiap tahunnya lebih dari 4 ribu guru madrasah masuk masa pensiun.

“Jumlah pendidik yang memasuki masa purna tugas (pensiun) mencapai lebih dari 4.000 per tahun. Permasalahan ini harus diselesaikan segera, karena waktu berjalan terus,” kata Zain dalam rapat kerja program Direktorat GTK Madrasah Kementerian Agama (Kemenag), dikutip dari laman Kemenag, Jumat, 19 Mei 2022.

Zain menerangkan, terpenuhinya jumlah kebutuhan dan peningkatan kualitas guru mendesak untuk dilakukan. Pasalnya, kualitas pendidikan madrasah ada di tangan guru. Ke depannya, program perlu diarahkan guna meningkatkan kompetensi pendidik.

“Tagline guru hebat dan madrasah bermartabat tidak akan terwujud saat elemen inti pendidikan justru melempem. Sebagai salah satu solusi, penyelenggaraan PPG Prajabatan tidak bisa tidak harus dilaksanakan,” tegas Zain.

Kepala Subdit Bina GTK MA/MAK sekaligus Sekretaris Panitia Nasional PPG Kemenag, Anis Masykhur, menambahkan, pemenuhan kebutuhan guru madrasah harus diperhatikan secara serius.

Berdasarkan jumlah data guru berbasis mata pelajaran dan rombongan belajar yang diplot setiap semesternya di Simpatika, jumlah kebutuhan guru di madrasah negeri adalah 57.245 orang, sedangkan di madrasah swasta ada 527.555 orang.

Tidak Selesaikan Masalah

Sementara, Kasubdit Bina GTK MI/MTs, Ainur Rofiq, mengungkapkan, pengangkatan puluhan guru PPPK tidak menyelesaikan masalah kekurangan guru karena hanya mengubah statusnya.

Di sisi lain, tak kalah penting juga untuk meningkatkan kualifikasi guru. Menurut data Kemenag, jumlah guru yang sekarang ini belum berkualifikasi hampir 40 ribu orang.

Jumlah tersebut tergolong besar karena jika merujuk pada UU Nomor 20 Tahun 2003 dan peraturan turunannya, sejak 2015 semestinya tidak ada lagi guru yang belum S1. Program beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kemenag disebut sebagai momentum tepat dalam menjawab permasalahan tersebut, meski secara kuantitatif tidak sebanding dengan jumlah guru yang ada.

Sub Koordinator yang mengelola masalah data Kemenag, Arif Nugra, mengatakan Simpatika bisa dijadikan landasan untuk menentukan ke mana guru akan ditugaskan.

“Dalam sistem tersebut sudah ada informasi kebutuhan guru di madrasah. Silakan buka menu peta kebutuhan guru,” ujarnya. (des)***