Tips Cegah Virus Intoleransi pada Anak dari Kak Seto

190812202848 872
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi, (Foto: Republika).

ZONALITERASI.IDVirus intoleransi, radikalisme, dan terorisme mengancam anak. Untuk itu perlu desain perlindungan yang masif bagi anak agar terhindar dari virus laten itu

“Tanamkan kepada mereka (anak-anak) bahwa setiap anak itu berbeda, unik, autentik, dan tak terbandingkan. Sehingga, anak-anak itu dari kecil belajar dan diajarkan untuk saling menghargai perbedaan,” kata Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi, dilansir dari Antara News, Rabu, 31 Mei 2023.

Menurut Kak Seto, sapaan akrab Seto Mulyadi, dengan cara demikian, setelah dewasa mereka tidak akan memaksakan kehendaknya atau keinginannya sendiri. Anak-anak akan bisa menghargai pandangan dan perbedaan-perbedaan di tengah-tengah masyarakat.

“Saat virus radikalisme dan intoleransi ini ditanamkan pada anak sejak usia dini, mereka akan menerima pandangan-pandangan yang keliru mengenai persatuan bangsa, tentunya hal ini sangat berbahaya sekali,” kata Kak Seto.

Ia mengungkapkan, kita harus mewasdai fakta munculnya radikalisme pada anak dari dunia pendidikan, baik informal maupun formal.

“Munculnya sekolah-sekolah yang didesain khusus untuk kaderisasi kelompok yang menginginkan ideologi selain Pancasila harus diwaspadai. Orang tua harus selektif dalam memilih sekolah,” kata Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Universitas Gunadarma ini.

Tanggung Jawab Bersama

Menurut Kak Seto, kondisi itu harus menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya keluarga sebagai sekolah pertama bagi anak. Lembaga pendidikan formal, para guru, dan masyarakat luas harus menyadari urgensi dalam menjaga anak dari pengaruh paham radikal.

“Ibaratnya dalam melindungi anak ini perlu orang sekampung. Pertama adalah keluarga, orang tua dalam hal ini. Kedua adalah sistem pendidikan di sekolah dan para guru. Kemudian yang ketiga adalah juga masyarakat luas untuk saling melindungi anak-anak kita. Berikutnya adalah pemerintah,” kata Kak Seto.

Ia menambahkan, untuk memaksimalkan perlindungan anak, perlu juga ditanamkan rasa percaya diri, bersyukur, dan menghargai diri sendiri serta orang lain agar tidak mudah terbawa pengaruh virus radikalisme.

“Anak-anak harus belajar percaya diri, belajar penuh rasa syukur, menghargai potensi masing-masing. Kemudian juga belajar juga menghargai orang lain. Untuk itu, di dalam keluarga mohon dibiasakan orang tua juga tidak paksakan suatu prestasi tertentu,” kata Seto. (des)**