ZONALITERASI.ID – Wakil Rektor III UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. H. Ah. Fathonih, M.Ag. meyakini bahwa kampus UIN Bandung itu dibangun oleh para pendiri dengan penuh dedikasi dan perjuangan, keikhlasan, serta ketauladanan. Karenanya, segenap sivitas akademika hari ini harus punya daya juang dan bekerja keras membangun kampus menjadi lebih besar dan bermartabat.
“Pemimpin kita dari periode ke periode sudah menorehkan sejumlah prestasi. Ini harus tetap dijaga, dirawat, bahkan lebih ditingkatkan marwah dan prestasinya,” ujar Prof. Fathonih, calon rektor UIN Bandung periode 2023-2027.
Niat menjadi rektor, kata Prof. Fatonih, bukan karena libido kekuasaan, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan respons atas hasil kajian dari berbagai aspek, terutama panggilan untuk membangun dan membesarkan nama besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Prof. Fathonih menyodorkan konsep kepemimpinan IKHLAS (Integritas, Kolaboratif, Humanis, Loyalitas, Akuntabel, dan Spiritualitas). Sistem pengelolaan kampus senantiasa berpedoman pada regulasi, mekanismenya berbasis kolektivitas; sistem pengawasan yang transparan, akuntabel, dan tegas; serta mendorong para dosen, karyawan, mahasiswa untuk memiliki rasa cinta, citra, serta bangga terhadap almamaternya.
“Sudah selayaknya kampus kita ini menjadi perguruan tinggi Islam yang bergengsi dan bereputasi nasional dan internasional,” kata Prof. Fathonih di ruang kerjanya, Kampus UIN Bandung, Jumat, 23 Juni 2023.
Ditanya program prioritas, Prof. Fatonih akan mewujudkan pendirian Fakultas Kedokteran, Pendidikan Vokasional, dan merintis terselenggaranya satu program studi berkelas internasional pada tiap-tiap fakultas. Program tersebut dipandang sangat strategis, karena UIN Bandung dihadapkan pada tuntutan era 5.0.
Selain itu, kurikulum harus lebih adaptif, tenaga pendidik menguasai teknologi, infrastruktur IT memadai, pembelajaran dapat diakses kapan saja dan di mana saja, sert pengembangan keterampilan mahasiswa relevan dengan pasar kerja.
Tridharma Perguruan Tinggi, lanjut Prof. Fatonih, diarahkan untuk daya saing internasional; profesionalisai sumber daya manusia; kompetensi mahasiswa masuk rekognisi internasional; serta meningkatkan pengamalan Islam moderat dan berjiwa nasionalis.
Tidak lupa Prof. Fathonih akan mengembangkan fasilitas penunjang untuk pendidikan dan aktivitas mahasiswa; tata kelola dan tata pamong yang akuntabel, transparan, dan profesional; meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa; menjalin kolaborasi dengan institusi pendidikan, lembaga pemerintah/swasta, alumni, stakeholder, lembaga swadaya dalam dan luar negeri.
“Kita juga optimalkan peran Senat Universitas untuk merumuskan, memberi pertimbangan, serta mengevaluasi implementasi kebijakan yang dijalankan,” pungkas mantan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Bandung ini.(nas)***