ZONALITERASI.ID – Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si CSEE., melantik 7.377 mahasiswa baru angkatan 2022/2023 Program Sarjana pada Sidang Senat Terbuka dalam rangka Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun 2022, Senin, 29 Agustus 2022.
PBAK Tahun 2022 yang berlangsung hingga Rabu, 31 Agustus 2022 ini merupakan kali pertama dilakukan secara luring. Adapun tema PBAK yaitu Mahasiswa Unggul Indonesia Menuju.
Pada kesempatan itu hadir narasumber Gubernur Jawa Barat, Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D.
Saat menyampaikan sambutan, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Mahmud, mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung berbasis Wahyu Memandu Ilmu dalam bingkai akhlak karimah.
“Memang kami tidak memberi jaminan saudara sukses, tetapi kami siap menjadi jembatan, wasilah saudara mencapai keberhasilan. Melalui kegiatan PBAK ini, saya berharap kepada civitas akademika untuk ikut andil dalam menciptakan proses akademik agar menjadi kampus yang unggul dan kompetitif baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Mahmud.
“Sesuai milestone tahun sekarang seharusnya masuk pengakuan internasional, maka berbagai prestasi di tingkat internasional untuk meningkatkan daya saing. Saya yakin ketika saudara pandai memanfaatkan kesempatan, saudara akan dapat mencapai apa yang dicita-citakan saudara,” sambungnya.
Acara Sidang Senat Terbuka dalam rangka PBAK 2022 dibuka secara resmi oleh Ketua Senat Universitas, Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, M.S..
Prof. Nanat mengatakan, pada tahun akademik 2022/2023 dari sejumlah 72.633 calon mahasiswa baru yang mendaftar ke UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan dinyatakan diterima sejumlah 7.377 orang. Hanya sekitar 10% saja yang diterima menjadi mahasiswa baru UIN SGD Bandung.
“Pada saat ini saudara telah menjadi mahasiswa pilihan, unggul, terbaik, dan hebat yang diterima di UIN SGD Bandung. Oleh karena itu, saudara harus mampu membuktikan keunggulan dan kehebatan saudara dengan belajar sungguh-sungguh, tekun, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, cepat selesai tepat waktu, serta berprestasi sesuai dengan cita-cita dan harapan kedua orang tua saudara,” ucapnya.
“Tentu saudara-saudara patut berbangga dan bersyukur kepada Allah swt, bahwa saudara telah diterima di perguruan tinggi yang berkualitas dengan nilai akreditasi perguruan tinggi ‘A’,” sambungnya.
Menurutnya, UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah melahirkan banyak alumni, ulama yang cendikia, dan cendikia yang ulama, yang dalam Al-Qur’an disebut Ulul Albab. Para alumni UIN Bandung telah banyak berkiprah mempati berbagai posisi penting dan strategis, baik pada lembga pemerintahan, pertahanan, politik, duta besar, pengusaha serta berbagai posisi penting dan strategis lainnya.
“Itu semua menjadi aset penting yang dimiliki UIN Bandung,” ujarnya.
Dorong Fakultas Kedokteran
Sementara Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, berharap agar universitas di seluruh Jawa Barat diizinkan untuk membuka Fakultas Kedokteran. Hal ini menjadi kebutuhan nyata bagi kesehatan masyarakat, juga dalam upaya menyiapkan tenaga kedokteran, perawat, dan tenaga medis lainnya untuk Jawa Barat.
“Saya titip ke Senat, Pak Rektor, perjuangkan sebuah kebutuhan nyata di masyarakat agar menghasilkan dokter-dokter. Mudah-mudahan bisa hadir Fakultas Kedokteran UIN Sunan Gunung Djati Bandung,” ujarnya.
Emil, sapaan Ridwan Kamil, memberikan motivasi kepada 7.377 mahasiswa baru UIN Sunan Gunung Djati untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berani, cerdas, mampu bersaing dengan negara lain serta progesif terhadap perkembangan digital saat ini.
Pada 20 tahun mendatang, lanjutnya, Indonesia akan diisi oleh generasi muda penerus bangsa dengan berbagai tanggung jawab yang perlu dilakukan, di antaranya dalam skala kepemimpinan dan pembangunan.
“Salah satu ciri negara maju itu berusaha untuk memperbaiki kualitas SDM (sumber daya manusia). Sepertiga tanggung jawab (Indonesia) menjadi negara maju ada di kampus UIN Bandung ini, harus berkualitas, adaptif, dan mampu bersaing. Jangan menjadi biasa-biasa saja, melainkan harus luar biasa. Kualitas SDM-nya harus keren,” katanya.
Emil mengingatkan, Indonesia yang menempati peringkat 16 dari negara-negara G20, 10 tahun lagi diprediksi akan masuk 10 besar, yang perannya akan diisi oleh para mahasiswa baru sebagai generasi penerus.
“Pada 2045, saat kami sudah sepuh, kalian yang akan memegang bendera emas Indonesia menjadi negara maju, kalian adalah generasi pemimpin,” katanya.
Di sisi lain, terkait negara Srilanka yang bangkrut akibat perdagangan impor ke luar negeri yang terlalu besar, Emil memberi pesan, khususnya untuk mahasiswa baru agar berdagang kepada sesama (dalam negeri) untuk menaikkan ekonomi nasional.
“Adik-adik, jangan beli-beli barang impor terlalu banyak. Selama ada buatan Cigondewah dan lain-lain, beli saja buatan lokal. Cinta barang dalam negeri itu bagian dari nasionalisme,” ujarnya.
Kegiatan Wajib
Sementara Ketua PBAK 2022, Prof Ah. Fathonih, M.Ag., CIELP., menyampaikan, PBAK UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa baru.
Untuk PBAK tahun akademik 2022/2023 ini dilaksanakan selama 3 hari, dengan penyampaian materi terkait ke-universitasan, fakultas, lembaga kemahasiswaan, dan pengembangan kepribadian mahasiswa serta wawasan kebangsaan, moderasi beragama.
“PBAK di tahun ini diikuti oleh 7.377 mahasiswa Program Strata 1 yang tersebar dari 47 Program Studi dari sembilan Fakultas. Hari pertama untuk tingkat universitas, hari kedua untuk UKM/UKK dan hari ketiga tingkat fakultas,” ujarnya.
PBAK 2022 ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang kebangsaan dan nilai-nilai yg harus di pedomani oleh mahasiswa, moderasi beragama yang menjadi komitmen kita, serta pemahaman tentang budaya akademik dan kemahasiswaan yang harus di junjung tinggi oleh civitas akademika UIN sunan Gunung Djati Bandung, terkhusus bagi mahasiswa.
“Mahasiswa Unggul, Indonesia Maju menjadi tema yang diangkat pada PBAK 2022. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa, “mahasiswa memiliki peran dan kontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara. Itu hanya bisa dilakukan jika mahasiswa memiliki kualitas dan keunggulan,” pungkasnya. (des)***