UIN Sunan Gunung Djati Bandung Siapkan Sertifikasi Level ASEAN

WhatsApp Image 2020 12 10 at 07.51.36 972x400 1
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, UIN Sunan Gunung Djati Bandung melakukan sejumlah kegiatan dan persiapan menghadapi sertifikasi ASEAN University Network (AUN-QA) tahun 2021, (Foto: Humas UIN Bandung).

ZONALITERASI.ID – Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung melakukan sejumlah kegiatan dan persiapan menghadapi sertifikasi ASEAN University Network (AUN-QA) tahun 2021.

Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., mengatakan, sertifikasi program studi (prodi)/jurusan) pada level ASEAN merupakan salah satu target utama pencapaian pada periode kedua jabatannya sebagai rektor.

“Semua level pimpinan (wakil rektor, kepala biro dan dekanat) harus meresponsnya dengan serius, tak terkecuali para ketua program studi dan jurusan,” katanya, baru-baru ini.

Ada empat Prodi/Jurusan yang diajukan untuk disertifikasi di level ASEAN yakni Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Perbandingan Mazhab dan Hukum, Ilmu Al Quran dan Tafsir, serta Sastra Inggris.

Keempat Prodi/Jurusan itu dipilih karena telah meraih akreditasi A dari BAN-PT.

Sertifikasi AUN-QA merupakan pembuktian UIN Sunan Gunung Djati Bandung kompetitif di level regional Asia Tenggara. AUN-QA merupakan jembatan untuk go international. Model sertifikasi mereka bagus dalam membangun kualitas tata kelola universitas yang berstandar internasional.

Jurusan Manajemen Pendidikan Islam tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan secepatnya merespons visi universitas menuju unggul dan kompetitif di level ASEAN tersebut. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam bersama dengan Lembaga Penjamin Mutu (LPM) universitas menggelar berbagai persiapan.

Pertama, workshop penyusunan borang atau selfassessment report (SAR) document (28-30 November 2020). Kedua, mengobservasi proses dan pelaksanaan visitasi AUN-QA ke sejumlah universitas sejenis (sama-sama UIN) yang telah tersertifikasi, yaitu ke UIN Malang (11-13 November 2020) dan ke UIN Yogyakarta (7-9 Desember 2020). Ketiga, review borang atau SAR document di akhir tahun ini, sebelum disubmit tahun depan.

Menurut Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, AUN-QA merupakan jejaring universitas di Asia Tenggara yang bertujuan saling meningkatkan kualitas manajemen perguruan tinggi para anggotanya.

“Mereka sama-sama mengembangkan suatu sistem penjaminan mutu yang holistik dalam langka meningkatkan kualitas perkuliahan, penelitian, dan layanan terhadap lulusan dan pihak yang berkepentingan terhadap pengguna lulusan,” katanya.

Ia menjelaskan, mengacu kepada AUN QA, kualitas harus didasarkan pada pengalaman praktis yang bisa diuji, dievaluasi, ditingkatkan dan dibagi kepada orang lain terutama pihak pengguna lulusan. Jadi model penjaminan mutu ala AUN-QA itu strategis, sistemik, dan fungsional. AUN-QA menganggap bahwa mutu tidak diukur oleh hanya satu dimensi saja, yaitu akademik, tetapi seluruh aspek harus diinstal ke dalam suatu sistem yang utuh.

“Proses pembelajaran, penyusunan kurikulum, pendelegasian wewenang, pembelanjaan anggaran, penggunaan fasilitas, komunikasi terhadap alumni dan studi kelayakan kemampuan lulusan dalam bekerja patut diperhatikan dan dikelola dengan baik. AUN-QA menyebutnya out comes based education (OBE),” terangnya.

Dikatakannya, prinsip sertifikasi AUN QA bukan menjustifikasi perguruan tinggi tertentu sebagai baik, kurang baik atau tidak baik, tetapi sama-sama berbagi dan berkomunikasi secara timbal balik dalam upaya meningkatkan mutu tata Kelola perguruan tinggi. Di bagian akhir proses sertifikasi, perguruan tinggi yang bersangkutan harus memahami kekurangan yang dimiliki dan mengetahui cara mengatasi kekurangan tersebut sebagai bentuk peningkatan kualitas secara berkelanjutan (continuous enhancement).

“Secara internal, institusi, pimpinan, satpam, office boy, dosen, mahasiswa, dan staf administrasi harus patuh dan commit pada sistem dan mekanisme yang disepakati bersama. Sehingga, antara visi, misi dan tujuan universitas dengan standar mutu yang diakui secara internasional ketemu,” ujarnya.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed., menandaskan pentingnya merawat jurusan.

“Rawat jurusan dengan baik. Hidupi jurusan dengan sepenuh hati, karena di situlah tempat kita mengabdi dan mewariskan hal-hal baik kepada anak cucu kita kelak nanti,” tegasnya. (des)***