UKM PS-PSPB UIN Bandung Gelar Seminar Kebudayaan: Jaga Tradisi, Pertahankan Budaya Lokal

06787046 d31f 4c11 9b3f 950e806a996f scaled
UKM PS-PSPB UIN Sunan Gunung Djati Bandung bekerja sama dengan Keluarga Mahasiswa Banten (KMB) Bandung menggelar Seminar Kebudayaan, di Aula FTK Lama, akhir November lalu. (Foto: Dok. PS-PSPB UIN Bandung)

ZONALITERASI.ID – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Perguruan Silat Pusaka Saputra Paku Banten (PS-PSPB) UIN Sunan Gunung Djati Bandung bekerja sama dengan Keluarga Mahasiswa Banten (KMB) Bandung menggelar Seminar Kebudayaan, di Aula FTK Lama, akhir November lalu.

Seminar menghadirkan dua narasumber, yaitu Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Persatuan Pendekar Persilatan dan Seni Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI) Korda Jawa Barat, Dr. H. Saca Suhendi, M. Ag. dan Pembina UKM PS-PSPB UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. H. Dadang Ahmad Fajar, M. Ag.

Seminar Kebudayaan dibuka oleh Pembina UKM PS-PSPB, Dadang Ahmad Fajar dan Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan, Muhammad Helmi Kahfi, S.Sos., M MPd. M.H.

Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan, Muhammad Helmi Kahfi, mengapresiasi atas terselenggaranya Seminar Kebudayaan ini. Menurutnya, kegiatan ini bagus untuk dilaksanakan dalam rangka mempertahankan dan menggali lebih dalam salah satu budaya daerah (Banten) yang diangkat di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

“Capaian dan targetnya adalah agar mendapatkan atlit beladiri yang bisa didelegasikan di berbagai event kejuaraan pencak silat, baik mewakili kampus maupun perguruan,” katanya.

Ketua Umum PS-PSPB, Ahmad Rifa’i, menuturkan, pelaksanaan Seminar Kebudayaan tahun 2024 merupakan program kerja dari UKM PS-PSPB.

“Ini merupakan salah satu program unggulan dari UKM PS-PSPB yang diharapkan mampu mengangkat budaya Lokal dari Banten dan mampu membuat branding dari UKM PS-PSPB sendiri lebih menarik,” jelasnya.

Menurut Ahmad, acara ini sangat bermanfaat untuk membangkitkan kembali semangat mahasiswa dalam mewarisi kebudayaan.

“Di dunia pencak silat, bukan hanya belajar tentang bela diri, tapi lebih jauh dari itu ada budaya teologis. Ilmu-ilmu dan wirid-wirid yang dipelajari di PS-PSPB merupakan salah satu bentuk kesakralan yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. dan sebagai bekal untuk kemudian hari,” ucapnya.

“Pengembangan pencak silat dalam kaca mata budaya harus selaras dengan kebutuhan mahasiswa di zaman sekarang. Contohnya, atlet seni pencak silat yang bisa mendelegasikan Kampus UIN Bandung dan berkontribusi dalam prestasi bagi perguruan sendiri,” sambungnya.

Ahmad menambahkan, dilaksanakannya kegiatan ini memberikan pemaparan lebih jelas mengenai kebudayaan daerah (pencak silat) yang saat ini mulai ditinggalkan bahkan kurang diminati oleh mahasiswa. Selain itu, memberi pemahaman bahwa potensi yang dimiliki oleh mahasiswa bisa disalurkan di UKM PS-PSPB. (des)***