UPI Kukuhkan 4 Guru Besar, Rektor: Sudah Memenuhi Target Ideal

2 2 1024x683 1
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar pengukuhan 4 guru besar, di Gedung Achmad Sanusi, Jalan Dr. Setiabudhi 229 Bandung, Selasa, 6 Juni 2023, (Foto: Humas UPI).

ZONALITERASI.ID Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar pengukuhan 4 guru besar, di Gedung Achmad Sanusi, Jalan Dr. Setiabudhi 229 Bandung, Selasa, 6 Juni 2023

Adapun 4 guru besar yang dikukuhkan dalam acara “Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia” itu yakni:

1. Prof. Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag., dosen Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS);

2. Prof. Dr. Komarudin, M.Pd., dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK);

3. Prof. Dr. Agus Mulyana M.Hum., dosen Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS);

4. Prof. Agus Rusdiana, S.Pd., M.A., Ph.D., dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK).

Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., mendorong para guru besar yang ada di lingkungan UPI bisa menjadi daya tarik untuk mendapatkan rekognisi dari masyarakat, baik secara nasional maupun internasional.

”Biasanya, perguruan tinggi itu dikenal bukan karena pejabatnya, rektornya, ataupun dekannya, tapi justru karena guru besarnya. Oleh karena itu, saya berharap hadirnya para guru besar ini betul-betul akan memperkuat sumber daya manusia Universitas Pendidikan Indonesia,” kata Prof. Solehuddin.

Menurutnya, para guru besar itu merupakan aset universitas, karena dengan kehadirannya, mereka dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat luas untuk berkunjung, mengundang, dan merekognisi UPI.

“Jumlah total guru besar yang dimiliki oleh UPI saat ini adalah sekitar 10% dari jumlah rasio dosen yang ada di UPI. Ini sudah memenuhi target ideal sebuah perguruan tinggi,” imbuhnya.

Sementara Ketua Dewan Guru Besar UPI, Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si., saat menyampaikan sambutan wisuda mengutip kisah dari buku Gulistan yang ditulis Syeikh Musliuddin Sadi Shirazi. Dia menuturkan, ada pesan penting dari buku itu untuk pendidikan.

“Sesungguhnya nukleus pendidikan adalah membangun karakter, membangun kedamaian, melahirkan solusi yang win-win solution, tidak mempemalukan raja juga tidak menjerumuskan orang tua, wistful long life education,” ucapnya. (des)***