UPI Wisuda 865 Lulusan, Rektor: Jika Pendidikan Tak Membahagiakan, Harus Direformasi

wisuda upi 750x400 1
Rektor UPI, Prof.Asep Kadarohman menyerahkan plakat penghargaan kepada salah seorang lulusan terbaik pada Acara Wisuda Gelombang I UPI tahun 2020, (Foto: Humas UPI)

ZONALITERASI.ID – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mewisuda sebanyak 865 orang lulusan, pada Upacara Wisuda Gelombang I UPI tahun 2020, di gedung Gymnasium UPI, Jalan Setiabudhi 229 Bandung, Rabu (26/2/2020).

Lulusan yang diwisuda berasal dari empat jenjang studi. Untuk jenjang S1 (sarjana) sebanyak 664 orang lulusan, S2 (Magister) sebanyak 154, dan S3 (Doktor) sebanyak 42 lulusan.

Pada wisuda kali ini, beberapa wisudawan menyelesaikan studi dalam waktu tujuh semester atau satu semester lebih cepat daripada rata-rata mahasiswa pada umumnya.

Rektor UPI, Prof. Asep Kadarohman mengucapkan selamat kepada mahasiswa yang menyelesaikan masa pendidikan di UPI, khususnya bagi wisudawan yang lulus lebih cepat, yakni dalam 7 semester.

Mereka yaitu Ghina Salamatu Sadiah dari Program Studi (Prodi) PGPAUD FIP jenjang S1 dengan IPK 3,59 (cum laude), Deden Mufti A. Abd. Malik dari Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam FPIPS jenjang S1 dengan IPK 3,70 (cum laude), dan Triska Pangestu Amalia dari Prodi Ilmu Keolahragaan FPOK jenjang S1 dengan IPK 3,87 (cum laude).

“Saya pun mengucapkan selamat kepada Lousiana Dwinta Utami dari Program Studi Administrasi Pendidikan SPs jenjang S2 yang memperoleh IPK 3,95 dengan predikat cum laude dan Riyandi Nur Sumawidjaya dari Program Studi Manajemen SPs jenjang S3 yang memperoleh IPK 3,94 dengan predikat cum laude. Adanya mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi lebih cepat daripada umumnya, menunjukkan jika layanan akademik dan nonakademik di UPI saat ini semakin baik,” ujar Asep.

Asep mengutip pernyataan tokoh pendidikan asal Swiss, Johann Heinrich Pestalozzi yakni ‘Education is the harmonious and progressive development of all the innate powers and faculties of man-physical, intellectual and moral‘.

Pernyataan tersebut, lanjutnya, menunjukkan agar pendidikan berdaya guna dan berhasil guna, prosesnya harus selaras dengan berbagai hal, serta berorientasi ke masa depan secara progresif dengan mengoptimalkan segenap potensi, baik fisik, intelektual, maupun moral.

“Apa yang dinyatakan Pestalozzi menunjukkan bahwa pendidikan merupakan aktivitas dinamis yang melibatkan tiga ranah, yaitu fisik, intelektual, dan moral, yang bertemali dan saling mempengaruhi satu sama lain,” terangnya.

Dikatakannya, pendidikan seyogianya mendorong hal-hal yang bersifat kreatif, inovatif, dan inspiratif, dalam menfasilitasi peserta didik mendayagunakan kreativitas dan mengembangkan inovasinya. Dengan begitu, pendidikan yang menginspirasi bagi orang banyak akan muncul.

Di samping itu, pendidikan merupakan alat untuk mencapai kebahagiaan dan demi meraih kesejahteraan.

“Apabila proses pendidikan tidak membahagiakan dan hasil pendidikan belum menyejahterakan, maka pendidikan tersebut belum meraih hakekatnya sehingga perlu diperbaharui atau direformasi,” tandas Asep.

Sementara Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UPI, Agum Gumelar, menuturkan, wisuda bukan akhir dari semua proses belajar, karena tugas belajar tidak berhenti ketika lulus kuliah. Wisuda merupakan gerbang untuk menempuh pendidikan yang sebenarnya saat kita berada atau menjadi bagian dari masyarakat.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, unsur pendidikan itu merupakan salah satu komponen penentu indikator mutu keberhasilan pembangunan. Maka saya harapkan para wisudawan semua jangan pernah berhenti belajar dan mencari berbagai informasi. Jadilah sarjana yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” kata Agum.(des)