Oleh Suheryana
PIMPINAN itu kharismatik, gagah, berwibawa, tatapannya tajam, suara menggelegar, membuar para pendengarnya terpesona dan orang menghadap dengan gemetaran. Itu gambaran pemimpin zaman baheula. Ketika kata-kata pemimpin adalah sabda, perintah adalah kewajiban, dan permintaan adalah keharusan.
Pada era demokrasi post modern semua gambaran itu berubah. Pemimpin kekinian adalah orang yang akrab dengan staf, yang banyak mendengar aspirasi, bertukat pikiran, tidak serba tahu, dan bukan spesialis yang menguasai teknis komprehensif.
Pemimpin kekinian adalah orang terus menerus menebar virus n-ach, menumbuhkan motivasi belajar, bekerja bersama untuk mencapai tujuan, terbuka dan mendorong prubahan-perubahan fundamental.
Tetapi di sisi lain, pemimpin kekinian adalah seorang generalis yang mempunyai banyak referensi, berwawasan luas, mampu merumuskan tujuan institusi, mengembangkan budaya kerja, memiliki target, dan setiap saat mengevalusi progres pekerjaan.
Pemimpin kekininian adalah orang yang tidak berhenti belajar.***
Suheryana terlahir di desa tetapi cita-citanya aneh. Ingin menjadi penulis, penyair atau novelis. Setelah sepuluh tahun mengabdi sebagai PNS di Timor Timur, sekarang tinggal di Pangandaran melanjutkan kariernya sebagai PNS.